"Karena kalau mau kerja sama, kita perlu tahu siapa pemimpinnya, bagaimana perusahaannya. Kan sekarang ini masih ribut. Jadi enggak mungkin dong saya berkontrak dengan dua pemilik yang masih ribut," kata Kadishubtrans Andri Yansyah.
Manajemen PT Metromini diketahui terpecah menjadi dua. Tercatat, ada dua orang yang saat ini menyatakan diri sebagai pimpinan manajemen yang sah, yakni atas nama TH Panjaitan dan Nofrialdi.
Kondisi tersebut sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Terkait masalah ini, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pernah menyarankan agar pengusaha-pengusaha metromini bergabung dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja).
Sebab, menurut dia, Kopaja merupakan contoh operator angkutan umum yang sehat dan badan hukumnya jelas.
Hal inilah yang menjadikan Kopaja mudah mengadakan kerja sama dengan PT Transjakarta. (Baca: Ahok Capek Tawari Metromini Gabung ke Transjakarta )
"Kami sudah tawarkan ke mereka, tetapi terlalu banyak perusahaannya. Sudahlah, pemilik Metromini ini kan, satu orang punya sampai 20 bus, Anda buang saja tulisan Metromini di busnya dan ikut Kopami atau Kopaja sama jatah (bus) nya, buat kamu kan yang penting bus-nya jalan," kata pria yang akrab disapa Ahok ini.
Sampai saat ini, solusi terbaik untuk metromini masih terus dicari. Sementara itu, aksi mogok para sopir metromini bisa saja kembali terjadi selama masih ada bus yang dikandangkan.
Bus sekolah yang dikerahkan Dishubtrans untuk mengisi kekosongan metromini tak sepenuhnya mampu mengangkut penumpang metromini.
Para penumpang tetap menantikan kehadiran bus oranye itu kembali. Belum lagi para sopir metromini yang terancam kehilangan mata pencahariannya jika metromini sepenuhnya dihapuskan. (Baca: "Kalau Metromini Dihapus, Saya Enggak Tahu Mau Jadi Apa...")
Lalu, kapan masalah metromini ini bisa selesai?