Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Masalah Metromini Selesai?

Kompas.com - 22/12/2015, 13:13 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

"Karena kalau mau kerja sama, kita perlu tahu siapa pemimpinnya, bagaimana perusahaannya. Kan sekarang ini masih ribut. Jadi enggak mungkin dong saya berkontrak dengan dua pemilik yang masih ribut," kata Kadishubtrans Andri Yansyah.

Manajemen PT Metromini diketahui terpecah menjadi dua. Tercatat, ada dua orang yang saat ini menyatakan diri sebagai pimpinan manajemen yang sah, yakni atas nama TH Panjaitan dan Nofrialdi.

Kondisi tersebut sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Terkait masalah ini, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pernah menyarankan agar pengusaha-pengusaha metromini bergabung dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja).

Sebab, menurut dia, Kopaja merupakan contoh operator angkutan umum yang sehat dan badan hukumnya jelas.

Hal inilah yang menjadikan Kopaja mudah mengadakan kerja sama dengan PT Transjakarta. (Baca: Ahok Capek Tawari Metromini Gabung ke Transjakarta )

"Kami sudah tawarkan ke mereka, tetapi terlalu banyak perusahaannya. Sudahlah, pemilik Metromini ini kan, satu orang punya sampai 20 bus, Anda buang saja tulisan Metromini di busnya dan ikut Kopami atau Kopaja sama jatah (bus) nya, buat kamu kan yang penting bus-nya jalan," kata pria yang akrab disapa Ahok ini.

Sampai saat ini, solusi terbaik untuk metromini masih terus dicari. Sementara itu, aksi mogok para sopir metromini bisa saja kembali terjadi selama masih ada bus yang dikandangkan.

Bus sekolah yang dikerahkan Dishubtrans untuk mengisi kekosongan metromini tak sepenuhnya mampu mengangkut penumpang metromini.

Para penumpang tetap menantikan kehadiran bus oranye itu kembali. Belum lagi para sopir metromini yang terancam kehilangan mata pencahariannya jika metromini sepenuhnya dihapuskan. (Baca: "Kalau Metromini Dihapus, Saya Enggak Tahu Mau Jadi Apa...")

Lalu, kapan masalah metromini ini bisa selesai?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com