Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramudi Transjakarta yang Dipecat Mengaku Tolak Kendarai Bus Tak Laik

Kompas.com - 23/12/2015, 09:22 WIB

Menurut pria yang bekerja selama tiga tahun itu, seharusnya Pemprov DKI bisa memantau para operator bus transJakarta. Pasalnya, banyak pelanggaran yang terjadi, meskipun tetap dalam pengawasan PT Transjakarta.

"Harusnya sebagai bus Pemerintah, bisa memberikan pelayanan yang terbaik. Kami berusaha menyampaikan kondisi yang terjadi di JMT, di mana banyak bus yang tak layak operasi. Tapi kok kami malah dipecat?" katanya.

PT JMT Membantah

Sementara itu, Direktur Operasional PT JMT, Jane Tambunan, mengatakan bahwa sebelumnya para sopir melakukan aksi demo pada 1 sampai 3 Juni 2015 lalu.

Mereka menuntut gaji sebesar 3,5 kali UMP. Sementara saat itu kontraknya belum bisa diperbarui. (Baca: Rugikan Operator Rp 500 Juta, Puluhan Pramudi Transjakarta Dipecat)

"Kami tidak bisa lakukan itu karena kan perbarui kontraknya terlebih dahulu. Saat itu mereka akhirnya kembali bekerja," katanya.

Namun, tak lama kemudian, para sopir kembali menuntut dan menyatakan bahwa kondisi bus banyak yang rusak. Padahal, peremajaan bus-bus memang sedang dalam proses.

"Mereka mengada-ada terus. Minta bus diperbaiki, padahal memang bus kami banyak berusia sembilan tahun dan akan dilakukan peremajaan. Tidak bisa secepat itu dilakukan," katanya.

Namun, dalam waktu 11 hari, yaitu tanggal 7 Desember hingga 18 Desember, para sopir menurut Jane, tidak melakukan pekerjaannya, yaitu mengemudikan bus.

"Sesuai peraturan perusahaan, jika melanggar peraturan pekerjaan, maka dilakukan pemecatan," katanya.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih enggan menanggapi masalah tersebut. Menurut dia, hal tersebut merupakan masalah dari pihak operator sendiri.

"Kalau masalah karyawan itu masalah masing-masing operator. Tapi kalau memang ada bus-bus yang tidak lolos kir namun tetap beroperasi, kami sudah minta Dishub dan Kepolisian menindaknya."

"Operator juga akan kami berikan denda karena tidak sesuai dengan perjanjian kerjasama," katanya. (Mohamad Yusuf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com