Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Buahnya Disebut Serang Paspampres Lebih Dulu, Ini Kata Kasatpol PP

Kompas.com - 13/01/2016, 16:17 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satpol PP Kukuh Hadi Santoso menegaskan bahwa hal yang terjadi antara petugas Satpol PP dan Paspampres akhir-akhir ini hanya salah paham.

Saat anggotanya disebut menyerang Paspampres lebih dulu, Kukuh mengaku tidak tahu pasti kejadian di lapangan. (Baca: Camat Tanah Abang: Paspampres Datang Terus Kami Keroyok? Pakai Logika Saja...)

"Saya tidak ada di lapangan saat itu. Tetapi masing-masing kan saling klaim. Yang jelas, kita sesama aparat enggak usah saling menyalahkanlah," ujar Kukuh di Grand Indonesia, Jalan M.H Thamrin, Rabu (13/1/2016).

Menurut Kukuh, Paspampres pada dasarnya punya niat baik. Begitu pula dengan anggota Satpol PP. (Baca: Komandan Paspampres Sebut Anggotanya Pukul Oknum Satpol PP, Bukan Camat)

Dengan demikian, menurut dia, kedua belah pihak sedianya tidak saling menyalahkan.

Kukuh juga menilai hal yang wajar ketika Satpol PP mengalami hambatan-hambatan dalam menjalankan tugas di lapangan.

Dia mengatakan bahwa semua pihak seharusnya bisa saling mengerti tugas masing-masing.

"Pokoknya kami sudah berpelukan, sudah damai. Kita sama-sama petugas kenapa kita harus saling tuduh," ujar Kukuh.

Sebelumnya, perselisihan antara Satpol PP dan Paspampres terjadi setelah penertiban PKL berlangsung. (Baca: Terganggu Saat Makan Nasi Goreng Jadi Alasan Anggota Paspampres Bela Diri)

Saat memimpin penertiban PKL di Jalan Baturaja, Kelurahan Pondok Melati, Jakarta Pusat, pada Senin malam, Camat Tanah Abang Hidayatullah mengaku didatangi dua anggota Paspampres.

Menurut Hidayatullah, keduanya keberatan terhadap penertiban lapak-lapak PKL di lokasi sekitar Grand Indonesia itu.

Sementara itu, Komandan Paspampres Mayor Jenderal Andika Perkasa mengatakan hal sebaliknya.

(Paspampres) Mayjen TNI Andika Perkasa mengatakan bahwa masalah ini berawal saat Serda TMA sedang makan nasi goreng di lokasi mangkal kaki lima di depan Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.

Tiba-tiba, menurut Andika, oknum satpol PP langsung mengambil gerobak pedagang kaki lima, termasuk kursi yang sedang diduduki Serda TMA dan empat pembeli lainnya.

Saat itu, lanjut dia, Serda TMA tidak terima dengan perkataan kasar yang disampaikan oknum satpol PP kepadanya saat penertiban berlangsung.

Malamnya, Serda TMA dan Serda TP datang ke kantor Hidayatullah dengan tujuan menyampaikan rasa tidak terima karena mereka telah diperlakukan kasar. (Baca: Wali Kota Jakpus: Kita Tertibkan, Tidak Peduli Siapa Bekingnya!)

Menurut Andika, tak lama setelah itu, salah satu pedagang yang gerobaknya disita satpol PP menendang kardus berisi botol air mineral di depan kaki Hidayatullah dan berusaha mencekiknya.

Berdasarkan penuturannya, Serda TP yang berjarak sekitar tujuh meter dari Hidayatullah tersebut mengaku berusaha menghentikan pedagang itu.

Namun, saat Serda TP berhasil memisahkan pedagang dengan Hidayatullah, Serda TP dihalangi anggota satpol PP dan diminta masuk lagi ke kantor Hidayatullah.

Kemudian terjadilah keributan antara oknum Paspampres tersebut dengan oknum satpol PP. (Baca: Cerita Camat Tanah Abang Dipukul Oknum Paspampres)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Megapolitan
Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Megapolitan
Petinggi Demokrat Unggah Foto 'Jansen untuk Jakarta', Jansen: Saya Realistis

Petinggi Demokrat Unggah Foto "Jansen untuk Jakarta", Jansen: Saya Realistis

Megapolitan
Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Megapolitan
Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Megapolitan
Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Megapolitan
Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Megapolitan
Mobil Warga Depok Jeblos ke 'Septic Tank' saat Mesin Dipanaskan

Mobil Warga Depok Jeblos ke "Septic Tank" saat Mesin Dipanaskan

Megapolitan
Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program 'Runcing'

Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program "Runcing"

Megapolitan
Joki Tong Setan Pembakar 'Tuyul' Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Joki Tong Setan Pembakar "Tuyul" Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com