Misalnya saja kasus yang terjadi di Tol Cikampek Kilometer 2, Makasar, Jakarta Timur, Selasa (12/1/2016) dini hari. (Baca juga: Polisi Tembak Perampok Truk Kopi)
Sopir truk boks, Junaedi (32), nyaris jadi korban perampokan dalam kasus tersebut. Saat melaju di tol, Junaedi mendadak dipepet sebuah mobil Avanza yang ditumpangi gerombolan pelaku.
Pengemudi Avanza tersebut lantas meminta Junaedi untuk menepi. Beberapa pelaku kemudian menghampiri Junaedi dan menuduhnya telah menghamili seseorang.
Junaedi pun kebingungan. Dalam kondisi bingung, Junaedi diserang pelaku lainnya dengan cara diikat.
Ia baru sadar belakangan bahwa pengemudi Avanza yang memepet truknya tersebut adalah kelompok perampok.
Menurut Kepala Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Agung, korban lolos ketika pelaku hendak membawa kabur truk korban yang bermuatan pangan senilai Rp 130 juta tersebut.
"Di TKP, yang bersangkutan kemudian berhasil melarikan diri dari kekuasaan pelaku, dan mencari pertolongan ke PJR jalan tol, kemudian dibawa lapor ke kita," kata Agung di Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu (13/1/2016).
Tak lama kemudian, anggota Buser Polres Jakarta Timur yang menerima laporan kasus tersebut kembali ke lokasi kejadian. (Baca: Pura-pura Sedang Razia, Polisi Gadungan Rampok Sopir Truk Ikan )
Saat disusuri kembali, polisi mendapati truk korban dalam penguasaan pelaku pada jarak 1 kilometer dari lokasi kejadian.
"Lalu kita tangkap dua orang, yakni MD dan Ay," ujar Agung.
Dari informasi kedua pelaku, polisi mengetahui adanya tersangka lain dalam kasus tersebut.
Hari itu juga, empat pelaku lainnya, yakni RN, RO, DS, dan R, ditangkap di kawasan Jatinegara.
Polisi juga menangkap AM yang diduga berperan sebagai penadah. Kepada petugas, para pelaku tersebut mengaku telah melancarkan aksi sebanyak tiga kali.
Sasarannya adalah mobil boks yang melaju di tol yang sopirnya seorang diri. "Prinsipnya mobil boks yang jadi incarannya dia," ujar Agung.
Modusnya pun bervariasi. Ada pula modus berteriak dengan mengatakan ada masalah pada ban kendaraan korban.
Menurut Agung, para pelaku yang beraksi dengan Avanza sewaan itu mengelabui korban dengan sengaja mencari-cari masalah.
Dalam kasus Junaedi, misalnya, pelaku menuduh pengemudi truk itu menghamili seseorang.
"Pelaku beralasan korban ini sudah lama dicari karena telah menghamili saudari pelaku, tetapi kemudian pelaku langsung memukul korban. Jadi dia cuma cari-cari alasan saja," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Nasriadi.
Nasriadi mengatakan, para pelaku akan menyerahkan barang rampokan itu kepada penadahnya.
Hasil rampokan tangan itu niatnya akan dijual kembali ke pasaran oleh penadah dengan harga miring.
"Penadahnya ini juga yang menyediakan mobil untuk beraksi. Ia juga yang menunjuk MD buat cari kru (rampok) buat ikut," ujar dia.
Berdasarkan catatan polisi, pelaku pernah merampok di Tol Jagorawi, kawasan Cibinong, pada pertengahan 2015.
Ketika itu, kelompok ini merampas 3.000 dus berisi minuman larutan penyegar. (Baca: Ditangkap, Komplotan Rampok Truk Kontainer Kopi)
Adapun pengemudi truknya dibuang di kawasan Puncak. Para pelaku melarikan truk tersebut ke kawasan Sukabumi.
Kemudian, pada November 2015, kelompok ini beraksi di rest area tol kawasan Sentul dan melarikan truk berisi minuman ringan.
Kini tujuh orang yang diduga pelaku perampokan di tol tersebut diamankan polisi.
Mereka disangka melanggar Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan juncto Pasal 53 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.