JAKARTA, KOMPAS.com — Ade Friosa Wijaya alas Ade Badak dan Rico, dua pelaku penyerangan polisi dalam penggerebekan di Jalan Slamet Riyadi dekat Berlan, Matraman, Jakarta Timur, ditakuti warga sekitar.
Meski bukan warga setempat, Ade Badak dan Rico punya hubungan dengan Mami Y, perempuan yang diduga pengedar narkoba.
Warga sekitar tak banyak mengetahui secara mendalam apa aktivitas Ade Badak ataupun Rico. Namun, wajah dua orang ini tak asing bagi warga Jalan Slamet Riyadi, dekat lokasi penggerebekan.
Ade dan Rico kerap lalu lalang, baik menuju arah Komplek Berlan maupun ke rumah Mami Y.
"Enggak nentu datangnya, kadang suka pagi, siang, kadang sore. Dia sering lewat jalan sini," kata seorang warga Jalan Slamet Riyadi, yang minta namanya tak disebutkan, saat berbincang pada Senin (25/1/2016).
Baik Ade maupun Rico punya kebiasaan tak acuh jika melewati depan rumah warga saat mengarah ke rumah Mami Y ataupun arah Komplek Berlan. Padahal, jalan ke rumah Mami Y merupakan lorong sempit yang hanya selebar 1,5 meter.
"Kalau lewat enggak permisi, main lewat aja. Kalau Rico itu, kalau lagi jalan, mulutnya kayak suka ngomong sendiri, enggak tahu kenapa," ujarnya.
Meski demikian, tak ada warga yang berani menegur dua orang ini atas sikap mereka. Apalagi jika ada aktivitas narkoba di Jalan Slamet Riyadi, warga setempat tak berani ikut campur.
"Kami enggak berani negur, apalagi sama orang Berlan. Aparat saja dilawan, apalagi kami. Warga kami sudah pernah ada yang kena pukul gara-gara melarang (pakai narkoba)," ujarnya.
"Bodyguard" Mami Y
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Nasriadi mengatakan, Ade Badak punya hubungan dengan Mami Y. Pertama, dia adalah salah satu konsumen narkoba Mami Y.
"Dia itu pasien atau pelanggan tetap Mami Y. Kedua, ada beberapa keterangan saksi, dia itu semacam 'bodyguard' Mami Y," ujar Nasriadi.
Ade Badak menurutnya memang ditakuti warga. Kalau ada yang mengganggu Mami Y, Ade Badak akan bertindak, bahkan mengajak warga lain untuk ikut menyerang si pengganggu, seperti yang dilakukan Ade Badak dan Rico bersama sekitar 10 orang lain yang menyerang aparat Unit Narkoba Polsek Metro Senen.
"Jadi kalau terjadi sesuatu dengan Mami Y, dia yang provokasi warga setempat untuk melawan," ujar Nasriadi.
Ade Badak telah tewas ditembak saat disergap di Cawang oleh aparat gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Timur. Sementara itu, Rico tewas dalam baku tembak dengan aparat di Johar Baru, Jakarta Pusat.
Dari total 12 orang yang diburu, lima orang telah ditangani petugas. (Baca: Ade Badak Disebut sebagai Pemimpin Warga yang Serang Polisi)
"Lima itu, termasuk dua yang meninggal, satu menyerahkan diri atas nama Kece, dua kami tangkap, yakni AM alias Nita anak Mami Y, dan Johan alias Joang. Yang lain, kami masih dalami karena ada yang ikut-ikut dan ada yang pelaku utama," ujarnya.
Dijaga polisi
Pasca-penggerebekan, warga Jalan Slamet Riyadi masih dihantui rasa takut. Bagaimana tidak, lingkungan yang biasa ramai walau mendekati pukul 22.00 itu kini mulai sepi pada pukul 20.00.
"Sekarang pukul 20.00 orang sudah pada masuk nutup pintu, padahal dulu ramai sampai pukul 22.00," ujar seorang ibu yang merupakan warga setempat.
Aparat polisi, lanjut warga, masih lalu lalang menjaga lokasi penggerebekan. Garis polisi masih melintangi sejumlah rumah warga, termasuk rumah Mami Y dan anaknya, AM alias N.
Sebuah rumah tampak ditempati sejumlah polisi dengan pakaian tertutup. (Baca: Tiga Peluru Bersarang di Dada Ade Badak, Pembacok Polisi di Kawasan Berlan)
"Saya enggak tahu rumah itu jadi pos jaga apa gimana, tetapi kalau polisi datang, saya milih masuk, takut," ujarnya.
Sebelumnya, seorang polisi tewas, satu lainnya kena bacok, dan seorang informan polisi ikut tewas dalam penggerebekan oleh aparat Polsek Metro Senen di Jalan Slamet Riyadi 4, dekat Berlan.
Polisi dan informan ini tewas akibat menceburkan diri ke Sungai Ciliwung saat terancam oleh warga yang punya hubungan dengan Mami Y, seorang pengedar narkoba.
Polisi yang terkena bacok, yakni Iptu Haryadi Prabowo, dilarikan ke rumah sakit. Sementara itu, dua polisi dan empat informan lain berhasil menyelamatkan diri. (Baca: Seruan Provokator Serang Polisi Bermula dari Rumah Mami Y di Berlan)