Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Pria yang Bacok Istrinya Saat Sedang Keramas di Salon

Kompas.com - 29/01/2016, 22:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Suwirya Elawitachya (37), mengungkapkan alasannya membacok istri sirinya, Nurjanah (28), saat istrinya itu keramas di sebuah salon di Jalan Ampera VII, Pademangan Barat, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (27/1/2016).

Ia mengaku kecewa akan sikap istrinya yang menolak berhenti menjadi pemijat "plus plus". Padahal, Suwirya mengaku telah menasihati istri sirinya tersebut. 

"Saya awalnya mau nyelamatkan dia dari pekerjaan haram, saya sudah nasihati baik-baik agar berhenti bekerja sebagai tukang pijat "plus-plus". Saya nikahi dia, nafkahi, agar dia mau menjadi lebih baik," kata Suwirya di Polsek Pademangan.

Suwirya yang juga seorang manajer di sebuah perusahaan swasta ini mengatakan bahwa Nurjanah kerap melawan dengan ketus ketika dinasihati.

Sejauh ini, Suwirya mengaku telah berupaya memenuhi kebutuhan Nurjanah agar istrinya itu tidak lagi menjadi tukang pijat. (Baca: Pria Ini Bacok Istri Sirinya yang Sedang Keramas di Salon)

"Saya pun sudah berusaha menuruti semua keinginannya. Minta dibelikan berlian, emas, rumah, AC, motor, alat kosmetik, handphone hingga pakaian mahal saya belikan, sampai warisan ibu saya saya kasih, tetapi enggak mengubah tabiatnya," ujar dia.

Setiap bulan, Suwirya mengaku memberikan uang jajan untuk istri sirinya itu sebesar Rp 5 juta.

Namun, menurut Suwirya, istrinya itu begitu ketus. Ia kerap dilarang membaca pesan BlackBerry Messenger di ponsel Nurjanah.

"Sekalinya saya tanya dapat BBM dari siapa, justru galakkan dia sambil bilang 'ngapain kepo sama BBM gue? Itu bukan urusan lu', begitu ketusnya dia bicara ke saya," tutur Suwirya.

Bukan hanya itu, menurut dia, Nurjanah kerap menggadaikan barang yang dibelikan Suwirya untuk perempuan itu.

Hal ini yang juga membuat Suwirya kecewa akan perlakuan istri sirinya tersebut.

"Sudah saya kasih semua, sampai rumah sudah saya belikan, motor pun saya berikan, tetapi malah dia gadai. Selalu nuntut uang-uang ke saya, selalu uang. Dia enggak pernah mengerti niat baik saya. Saya mau dia jadi perempuan yang baik, hanya itu kok,"  kata dia.

(Panji Baskhara Ramadhan).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com