Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Kos di Kalijodo Gelar Pengajian Minta Doakan agar Ahok Melunak

Kompas.com - 18/02/2016, 13:14 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Kalijodo mulai cemas dengan niat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menertibkan kawasan tersebut. Warga berharap hati Basuki akan melunak.

Hal ini diungkapkan seorang pengusaha kosan di Kalijodo, Syarif (56). Seminggu belakangan, dia cemas dengan berita penggusuran Kalijodo. Sebab, dia punya usaha kos-kosan 17 pintu di Kalijodo.

Kos-kosan ini sebenarnya sudah dibuka olehnya sejak empat tahun lalu. Namun, dua tahun lalu, kosannya dibangun ulang akibat kebakaran pada awal 2013. Syarif harus merogoh kocek Rp 200 juta untuk perbaikan.

"Itu belum termasuk rumah pribadi saya, Rp 100 juta," kata Syarif di Kalijodo, Kamis (18/2/2016).

Namun, kosan miliknya kini hanya tersisa enam penghuni. Bahkan, para penghuni kosannya itu sudah siap hengkang karena rencana penertiban ini.

Syarif mengaku kepikiran dengan rencana Ahok. Pria asli Jawa Timur itu masih berharap Ahok membatalkan rencana penertiban.

"Saya sampai minta ibu-ibu pengajian di kampung tolong bikin pengajian dulu. Sebut nama saya dan lingkungan saya, semoga hati Ahok melunak," ujar Syarif.

Rencana penertiban itu jadi beban pikiran buatnya, sampai tak nafsu makan. Ia berharap Ahok mau datang untuk berbicara dengan warga.

"Saya pengen Ahok datang ke sini. Kita lindungin dia. Lu (Ahok) enggak bakal 'dicolek' sama warga di sini. Kita ngomong dari hati ke hati," ujarnya.

Syarif mengatakan, belum terpikirkan untuk tinggal di rusun. Ia pun menyesali rencana penertiban oleh pemerintah ini tak disertai sosialisasi kepada warga.

"Mana ada sosialisasi sama warga," ujarnya.

Ia menilai, cara Ahok saat ini mungkin berbeda kalau Joko Widodo masih menjabat Gubernur DKI. Cara pendekatan ke warganya pun menurut dia akan berbeda.

"Kalau Pak Jokowi masih gubernur, belum presiden, ini enggak akan kayak gini. Pasti persuasif dulu, nanya dulu bapak-bapak mau gimana. Nanya kerjaan kita dulu. Tetapi, kalau sekarang intimidasi, bukan sosialisasi lagi, main bawa pasukan," katanya.

Kompas TV Inilah Janji Ahok bagi Warga Kalijodo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com