Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Usaha Setrika Keliling, Pasutri Ini Raup Omzet Rp 9 Juta Per Bulan

Kompas.com - 24/02/2016, 19:51 WIB

BEKASI, KOMPAS.com — Selalu ada jalan untuk mencari rezeki, bahkan dari bisnis sederhana sekalipun.

Hal inilah yang dilakukan oleh Tri Amelia (31). Dengan ketelatenannya, Tri Amelia bisa dibilang sukses menjalani usaha jasa setrika keliling atau yang disebutnya dengan nama GoKil (gosok keliling).

Kini, Tri dan suaminya, Irsan Heryadi (33), mampu memperoleh omzet hingga Rp 9 juta per bulan dari usahanya itu.

Sejak tahun 2013, pasangan suami istri ini membuka usaha jasa setrika keliling. Ide ini muncul saat sang suami tak sengaja melihat alat setrika dan mesin uap terbengkalai.

Alat itu teronggok di rumah sejak usaha laundry (pencucian baju) miliknya tak berkembang.

Karena itu, Irsan yang bekerja di pabrik otomotif di kawasan Cibitung, Kabupaten Bekasi, ini berinovasi untuk mengubahnya menjadi alat setrika keliling.

Dari situ, Irsan kemudian mencoba membuat boks sekadarnya dari bahan kayu. Boks itu kemudian disematkan di bangku belakang sepeda motor Honda Revo milik istrinya.

Di dalam boks itu terdapat sejumlah alat yang diperlukan untuk bisnisnya, yaitu setrika uap beserta selangnya, tabung gas 3 kilogram beserta kompornya, dan sebuah panci.

Cara kerja alat GoKil ini cukup sederhana. Dua ujung selang ia sematkan ke alat setrika uap dan tutup panci. Setelah alat itu terpasang, Irsan kemudian memasak air di dalam boks.

Ketika air itu mendidih, hawa panas beserta uapnya dari panci itu akan pindah ke alat setrika.

"Model seperti ini memang sudah diterapkan oleh pengusaha laundry untuk menggosok pakaian konsumennya," ujar Irsan saat ditemui di kediamannya, Perumahan Villa Mutiara Gading 3 Blok H3/6 RT 02 RW 18, Desa Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Rabu (24/2/2016).

Setelah alat itu terpasang, sang istri, Tri, berkeliling perumahan sambil membunyikan klakson motor sebagai tanda sedang menjajakan jasa GoKil.

Awalnya, tak ada satu pun pelanggan yang menggunakan jasanya. Meskipun begitu, Tri tidak lantas patah semangat.

Ia lalu menyebarkan informasi terkait usahanya ini melalui brosur. Akan tetapi, dua bulan berselang, tak ada juga pelanggan yang menelepon untuk memakai jasanya.

Beruntung, pada bulan ketiga, mulai ada satu pelanggan yang menghubungi untuk menggunakan jasanya.

Dari situ, jasa GoKil kian menyebar lewat mulut ke mulut. Saking senangnya, setiap hari, Tri berkeliling perumahan dari pukul 09.00 sampai pukul 12.00.

Kemudian, ia melanjutkan usahanya itu pada pukul 15.00 sampai pukul 17.00. Hingga bulan keenam, Tri sudah bisa mempekerjakan satu karyawan.

Satu karyawannya itu bertugas menggosok pakaian di rumahnya. "Selain jasa GoKil, saya juga buka usaha gosok di rumah. Kalau banyak order, biasanya saya bawa pulang ke rumah," katanya.

Lambat laun, rupanya usaha jasa Gokil miliknya kian berkembang. Bahkan kini dia telah mempekerjakan lima pegawai.

Empat di antaranya bertugas menggosok pakaian dan satu orang melakukan pengepakan.

Dalam sehari, ia mampu melayani 240 kilogram pakaian dengan tarif Rp 3.500 per kilogram. Kecuali untuk jarak jauh, ia mematok tarif Rp 4.000 per kilogram.

"Cuma enggak ada kurir aja, jadi terpaksa saya sendiri yang mengantarkan pakaiannya," katanya.

Dengan uniknya usaha mereka, Tri berharap hal ini dapat menjadi inspirasi bagi ibu-ibu rumah tangga lainnya untuk bisa berwirausaha.

"Ibu-ibu rumah tangga yang punya anak juga bisa membuat usaha," ucapnya.

(Fitriyandi Al Fajri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com