Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi "Driver" GrabBike Wajib Lolos Ujian Ini

Kompas.com - 03/03/2016, 17:14 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keselamatan merupakan bagian paling penting yang diperhatikan GrabBike. Sebagai usaha yang bergerak di bidang jasa angkutan, GrabBike wajib memastikan driver (pengemudi) memiliki keahlian dengan baik.

Kompas.com menjajal uji berkendara bagi driver dengan pakaian lengkap, yakni jaket, helm, masker, dan perlengkapan keamanan lainnya.

Dalam tes, pengemudi diwajibkan membawa penumpang di belakangnya. Dengan sepeda motor empat tak, pengemudi dihadapkan dengan enam rintangan.

Pertama, rintangan slow speed slalom. Dalam rintangan tersebut, pengemudi harus melintasi beberapa cone yang berjarak masing-masing dua meter.

"Kecepatan sangat rendah, di sana nanti driver akan berlatih keseimbangan," kata Andrianto Sugiarto Wiyono di Cibubur, Jakarta, Kamis (3/3/2016).

Rintangan kedua ialah membuat angka delapan. Ada dua cone sebagai pembatas agar pengemudi berkendara dengan membuat angka delapan sebanyak dua kali.

Setelah melewati rintangan tersebut, pengemudi membuat gerakan menikuk atau biasa disebut cornering. Kecepatan kendaraan harus stabil.

Rintangan selanjutnya ialah bumpy road surface. Dalam rintangan ini, pengemudi harus melintasi satu balok dengan lebar kurang dari 20 sentimeter dan panjang hampir dua meter.

"Di sini juga melatih keseimbangan," kata Andrianto.

Rintangan lainnya berupa medium slalom speed. Dalam rintangan kali ini, pengemudi diharuskan dalam kecepatan stabil dan tidak diperkenakan untuk mengerem.

Terakhir, rintangannya ialah melatih pengereman. Sebelum mengerem, pengemudi diharuskan berjalan dengan kecepatan 25 km per jam sampai 40 km per jam.

"Nanti dinilai teknik pengeremannya seperti apa. Sudah lepas gas atau belum," kata Andrianto.

Setelah praktik di tempat tersebut, pengemudi akan dites lanjutan di jalan raya. Masih sama dengan membawa penumpang, pengemudi akan dinilai oleh instruktur bagaimana cara berkendara di jalan.

"Misalnya mau belok nyalakan lampu enggak, kemudian lihat kanan kiri enggak," kata Andrianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com