Pria yang bernama lengkap Abraham Lunggana ini menceritakan bahwa dia seolah dianggap masyarakat umum sebagai orang yang selalu berseberangan dengan Ahok atau Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Padahal, Lulung sendiri merasa tidak pernah menjadi musuh Ahok. (Baca: Lulung Bocorkan Strateginya Mencalonkan Diri dalam Pilkada)
"Saya hari ini menjadi lambang perlawanan kepada Ahok. Itu asumsi orang terhadap saya, tetapi sesungguhnya saya bukan musuh Ahok. Saya sesungguhnya mengkritik jalannya pemerintahan untuk memberikan spirit pembangunan ini lebih baik," kata Lulung kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta ini mencontohkan kritiknya terhadap rendahnya penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2014/2015.
APBD DKI saat itu sekitar Rp 65 triliun, tetapi penyerapan anggarannya sekitar 39 persen.
"Makanya, saya katakan Pak Ahok ini gagal dalam melakukan percepatan pembangunan di Jakarta," tambah Lulung.
APBD, lanjut Lulung, merupakan hasil dari pajak masyarakat. Sayangnya, uang tersebut tak digunakan maksimal oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Lulung juga menilai tidak tepat alasan Ahok yang mengaitkan rendahnya penyerapan anggaran dengan pencegahan tindak pidana korupsi.
Padahal, menurut Lulung, rendahnya penyerapan anggaran justru menunjukkan masih adanya potensi korupsi di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. (Baca: Apa Arti Nama "Suka Haji Lulung"? Ini Jawabannya).
Terkait dengan dirinya yang dianggap simbol perlawanan Ahok, Lulung mengatakan bahwa anggapan masyarakat ini berpotensi menjadi investasi baginya untuk mencalonkan diri sebagai gubernur dalam Pilkada DKI 2017.
Sebab, orang yang tak puas dengan kerja Ahok saat ini nantinya akan mendukung dirinya sebagai gubernur.
Lulung berniat maju dalam Pilkada DKI Jakarta secara independen jika PPP kubu Djan Faridz tak bisa ikut Pilkada DKI 2017.
Seperti Gubernur DKI Jakarta yang memiliki relawan Teman Ahok, Lulung membentuk kelompok relawan bernama Suka Haji Lulung.