Perketat rekrutmen
Aksi kejahatan yang dilakukan oleh oknum Polri terhadap anggota keluarganya sendiri bukan baru kali ini terjadi di Indonesia.
Sebelumnya, anggota Satuan Intelijen Polres Melawi, Brigadir Petrus Bakus, tega memutilasi dua anaknya di rumahnya. Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (25/2/2016) sekitar pukul 24.00 di Asrama Polres Melawi, Kalimantan Barat.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi III bidang Hukum, HAM, dan Keamanan, Daeng Muhammad, menyatakan prihatin dengan tragedi tersebut.
Menurut dia, Polri harus menelusuri rekam jejak pelaku guna mengetahui apakah yang bersangkutan memiliki perilaku yang menyimpang atau tidak.
"Anda bayangkan, keluarga terdekat saja bisa jadi seperti ini (korban penembakan). Tidak menutup kemungkinan, ini terjadi di kalangan masyarakat biasa," kata Daeng saat menyambangi rumah korban.
Daeng mengaku telah berbincang dengan orangtua korban. Kepada Daeng, mereka mengaku tidak pernah mengetahui persoalan biduk rumah tangga anaknya karena mereka sangat tertutup.
Yang mengejutkan dari kejadian ini, kata dia, beberapa jam sebelum penembakan, mereka menggelar pengajian untuk memanjatkan doa terkait acara khitan anak korban.
Politisi PAN ini pun berencana menggelar rapat kerja dengan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti. Dia meminta agar Polri mengevaluasi penerimaan atau perekrutan anggota polisi dengan psikotes yang ketat.
"Bila perlu, lakukan pengontrolan bagi anggota yang dibekali senjata api tiap enam bulan sekali. Lakukan psikotes yang rutin untuk menghindari kejadian seperti ini," ujar Daeng. (faf)