Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Taksinya Sudah Hancur, Ternyata Bukan Blue Bird..."

Kompas.com - 22/03/2016, 16:40 WIB
Bayu Galih

Penulis

Sebagian tidak dapat menahan emosi dan merusak taksi. Ada yang melempar kaca depan taksi dengan batu. Ada juga yang menendang dan merusak kaca spion.

Aksi ini membuat sopir taksi itu keluar. Tak ayal, sejumlah pukulan dan tendangan dari sejumlah pengojek online sempat tertuju ke sopir itu.

Namun, rekan-rekannya menahan. Terlebih lagi, sopir itu bukan pengemudi taksi Blue Bird, melainkan taksi Sepakat. 

"Jangan! Tahan! Taksinya bukan Blue Bird," ujar pengemudi Go-Jek yang menahan emosi rekan-rekannya.

"Yah, taksinya udah hancur, ternyata bukan Blue Bird," ujar seorang pengemudi ojek online, yang tadi terlihat melempar batu besar dan menghancurkan kaca samping taksi.

Aksi sweeping memang tampak ditujukan kepada taksi Blue Bird atau Express. Saat perusakan taksi Sepakat itu terjadi, sebenarnya ada taksi TransCab yang melintas. Namun, taksi TransCab itu lewat begitu saja tanpa hadangan pengojek online.

Termakan isu

Kekerasan yang dilakukan para pengojek online ini diakui sebagai reaksi atas kekerasan yang dilakukan sopir taksi terhadap rekan-rekannya.

Hal ini diakui seorang pengojek online yang mengaku bernama David. Menurut David, dia dan rekan-rekannya marah dan memutuskan untuk membalas ketika mendengar ada rekan pengendara online yang jadi korban.

"Kami semena-mena karena sopir taksi juga semena-mena. Teman kami jadi korban," ujar David.

Dia kemudian menuturkan, amarah para pengojek online ini bertambah ketika mendengar isu ada rekannya yang tewas.

"Saya dengar ada dua dari Grab Bike, di Gatot Subroto, sama di dekat Senayan," ujar David.

Namun, David mengaku tidak tahu mengenai kebenaran isu itu. Dia hanya mendapat kabar itu dari seorang teman.

Sementara itu, pengojek online lain yang mengaku bernama Yono tidak tahu mengenai informasi itu. Dia mengatakan, alasannya ikut konvoi dan men-sweeping taksi karena sekadar ikut-ikutan.

Alasan lain, menurut Yono, dia memutuskan menghentikan pekerjaannya sementara dengan alasan keamanan.

"Kalau saya ikut ambil sewa, takutnya jadi korban juga nanti, digebukin sopir taksi," ucap Yono. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com