BANGKOK, KOMPAS.com - Bangkok bisa dinilai sudah jauh lebih unggul ketimbang Jakarta dalam hal penyediaan layanan transportasi umum berbasis rel untuk warganya.
Sebab, Bangkok sudah punya semua layanan transportasi umum berbasis rel yang di Jakarta masih sedang dibangun ataupun baru sekedar wacana.
Mulai dari kereta layang (skytrain), kereta bawah tanah (subway), hingga kereta penghubung pusat kota dengan bandara, semua ada di ibu kota Thailand itu.
Bangkok tercatat sudah memiliki 2 rute skytrain, 4 rute subway, dan 3 rute kereta ke Bandara Suvarnabhumi. Seluruhnya tidak ada yang berjalan di atas permukaan tanah.
Selain itu, meskipun operatornya berbeda-beda, stasiun-stasiun dari ketiga layanan umum berbasis rel itu saling terhubung satu sama lain.
Dalam kunjungan ke Bangkok awal pekan ini, Kompas.com sempat menjajal layanan skytrain dan subway yang ada di Ibu Kota Thailand itu.
Layanan skytrain di Bangkok lebih dikenal sebagai BTS Skytrain.
Saat menjajal layanan ini, Kompas.com memilih rute dari Stasiun Chit Lom yang ada di kawasan pusat perbelanjaan Ratchaprasong menuju Stasiun Mo Chit yang ada di kawasan pasar mingguan Cha Tu Chark.
Semuanya dapat dibeli ataupun diisi ulang di vending machine dengan menggunakan uang koin. Jika tak memiliki uang koin, kita bisa menukarkannya ke petugas loket.
Setelah mendapatkan uang koin, kita tinggal memasukannya sesuai besaran tarif yang ada di layar mesin. Untuk rute dari Chit Lom ke Mo Chit, tarif yang harus dibayarkan adalah 71 Baht (setara Rp 26.000).
Setelah membayar, penumpang tinggal naik ke peron yang berada di bagian atas untuk menunggu kereta tiba. Jarak kedatangan antar kereta di stasiun pada layanan BTS Skytrain tergolong cepat, yakni terpantau hanya sekitar 3-5 menit.
Rute dari Chit Lom ke Mo Chit melewati sembilan staaiun. Salah satu stasiun, yakni Stasiun Phya Thai, adalah stasiun interchange bagi penumpang yang hendak berpindah ke kereta bandara.
Setelah menempuh sekitar 15 menit perjalanan, kereta akhirnya tiba di Stasiun Mo Chit. Stasiun Mo Chit adalah salah satu Stasiun BTS Skytrain yang menjadi interchange dengan kereta subway atau yang lebih dikenal MRT Metro.
Setelah keluar dari gerbang elektronik, penumpang BTS Skytrain yang hendak melanjutkan perjalanan dengan MRT Metro dapat turun tangga menuju stasiun MRT Metro yang berada di bawah tanah.
Tarif yang harus dibayar untuk rute Cha Tu Chak menuju Sukhumvit adalah 35 Baht (setara Rp 13.000).
Rute ini melewati sembilan stasiun, dengan dua di antaranya adalah stasiun interchange dengan kereta bandara, dan satu lagi stasiun interchange dengan BTS Skytrain.
Setelah 20 menit perjalanan, kereta akhirnya sampai di Stasiun Sukhumvit.
Perbandingan dengan Jakarta, sampai sejauh ini satu-satunya layanan layanan transportasi umum berbasis rel di Jakarta hanya lah KRL Commuter Line yang melayani 7 rute.
Namun berbeda dengan yang ada di Bangkok, hampir seluruh jalur yang dilewati KRL Commuter Line adalah jalur di atas permukaan tanah. Satu-satunya jalur layang hanya lah jalur dari Stasiun Manggarai ke Jakarta Kota.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) sedang merencanakan ingin membangun jalur layang di rute lingkar yang melewati Stasiun Tanah Abang, Duri, Kampung Bandan hingga Jatinegara.
Namun, setelah dicanangkan pada 2013, sampai saat ini pembangunannya belum kunjung dimulai.
Proyek lainnya yang juga masih sebatas rencana adalah pembangunan sembilan rute light rail transit (LRT) oleh Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Di luar proyek yang masih tahap rencana, sudah ada dua proyek yang sedang dalam tahap pembangunan, yakni proses pembangunan MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI dan Kereta Bandara Soekarno-Hatta.
Kedua layanan ini ditargetkan sudah bisa beroperasi pada 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.