Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Dijual Seharga 25 Juta ke Pengemis

Kompas.com - 26/03/2016, 15:31 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam dua hari terakhir, Polres Metro Jakarta Selatan telah menetapkan empat tersangka kasus perdagangan orang dan perlindungan anak.

Dari hasil penyidikan, polisi berhasil mengungkap sejumlah orang tua menyewakan dan menjual anaknya sendiri.

Seorang anak kecil biasanya disewakan seharga Rp 200.000 untuk diajak mengemis, mengamen, dan menjadi joki 3-in-1 selama sehari.

Sedangkan untuk penjualan anak, bisa mencapai Rp 25.000.000.

"(Rp 25.000.000) Itu harga yang ditawarkan tadinya untuk kita saat melakukan penyamaran. Tiga kali hampir transaksi tapi gagal," kata Kasat Reskrim Polres Jaksel, AKBP Audie Latuheru di kantornya, Sabtu (26/3/2016).

Audie mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan selama dua bulan dengan berpura-pura ingin membeli anak dari salah satu orangtua.

Biasanya, orangtua dari keluarga tidak mampu di luar daerah, menjual anaknya ke pengemis di Jakarta.

"Yang pasti dia nyiapin anaknya untuk dijual, baru lahir langsung dijual," tuturnya.

Audie menceritakan, saat pihaknya membekuk tersangka dan mengamankan anak-anak yang menjadi korban, anak-anak itu telah didoktrin agar mengaku bahwa para tersangka adalah orangtua kandung mereka.

"Anak itu memang didoktrin untuk mengakui itu orangtuanya. Setelah kita ajak ngobrol, puterin film kartun, ngaku dia itu bukan ibunya," ujarnya.

Audie menambahkan para pengemis pembawa anak kadang sebelum melancarkan aksinya, berdandan terlebih dahulu di sekitar daerah operasi.

Mereka berdandan agar penampilan mereka memancing belas kasihan.

Sementara itu, polisi saat ini juga masih mendalami apakah kasus ini merupakan bagian dari sindikat.

"Yang pasti kegiatan rekrut ini tidak dilakukan sendirian. Dia berkawan dengan berapa orang lainnya. Belum tahu bos gedenya," ujar Audie. 

Kompas TV Ini Catatan Sejumlah Kasus Perdagangan Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com