"Kita bangsa yang beradab dan bangsa yang mengenal bersopan santun. Ketika (pemimpin) menggunakan 'bahasa toilet' di depan publik itu tidak pantas," kata Yusril, saat khotbah Jumat di Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan, Jumat (25/3/2016).
Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu mengatakan, manusia akan terus emosi jika mengikuti pikiran buruk mereka.
Oleh karena itu, kata dia, setiap orang harus berpikiran positif kepada sesama.
"Jadi kita harus tetap sabar, kepala tetap dingin walau hati panas. Intinya mengendalikan diri dalam berbicara," kata mantan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia tersebut.
Bakal cagub lainnya, yakni Ketua DPW PPP DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana, juga sering menyindir Ahok.
Dia menganggap bahwa sebenarnya Ahok bukanlah Gubernur DKI Jakarta. (Baca: Lulung: Ahok Itu Bukan Gubernur Jakarta)
Menurut Lulung, Ahok tidak dipilih langsung warga DKI sebagai gubernur pada Pilkada DKI 2012.
Lulung menyebut Ahok ditunjuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menggantikan posisi Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Kalau melihat Undang-Undang Dasar Pasal 18 berturut-turut disampaikan bahwa gubernur, bupati, wali kota adalah orang yang dipilih secara demokrasi," ungkapnya.
Namun, lanjut dia, karena kondisi parlemen di DPRD yang sedang kacau ketika itu, proses pengangkatan Ahok sebagai gubernur pengganti Jokowi berjalan mulus-mulus saja.
"Karena DPRD-nya terbelah dua, jadi ya monggo Pak Ahok jadi gubernur," ujar Lulung yang juga Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini.
Sindiran juga sering dilontarkan bakal calon lainnya, Hasnaeni Moein. Wanita yang dikenal dengan nama "Wanita Emas" ini menilai Ahok bukan saingan beratnya karena, menurut dia, Ahok belum berbuat banyak untuk DKI Jakarta.
"Ahok belum berbuat banyak, hanya bisa menggusur," kata Hasnaeni.
Program para penantang Ahok
Meskipun ada cagub yang suka menyindir, ada pula yang semangat dalam memaparkan visi dan misinya ke depan.