Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: "Four in One" Itu Ngaco! Bukan Solusi

Kompas.com - 05/04/2016, 09:46 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan tak setuju dengan usulan penerapan four in one sebagai ganti three in one. Ia yakin penerapan usulan dari Polda Metro Jaya itu nantinya akan sama seperti three in one.

Ahok, sapaan Basuki, berpandangan penerapan three in one yang berlaku selama ini tidak pernah berhasil mengurai kemacetan. Yang terjadi, kata dia, three in one dijadikan celah untuk mengeksploitasi anak di bawah umur sebagai joki.

"Four in one itu enggak ada itu, ngaco itu. Itu bukan solusi. Ini sama saja ngangkut anak. Kenapa (three in one) kita stop? Karena kita enggak mau joki-joki ini manfaatin anak-anak," kata Ahok di Balai Kota, Selasa (5/4/2016).

Ahok mengaku sudah lama ingin menghapus three in one. Mulanya, Ahok ingin penghapusan three in one berbarengan dengan penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP).

Namun, rencana itu berubah setelah polisi mengungkapkan adanya bayi yang dimanfaatkan joki three in one. Bayi-bayi itu diberi obat penenang agar tidak rewel. Ahok pun memutuskan untuk segera menghapus three in one tanpa menunggu penerapan ERP.

"Dulu kita pernah berpikir sebelum mencapai ERP bagaimana caranya supaya tidak ada eksploitasi anak-anak, tidak ada joki. Salah satunya adalah ganjil genap sebetulnya. Tapi, setelah ditimbang, ngapain mesti pakai perantara ganjil genap? Langsung ke ERP saja," ujar Ahok.

Sebelumnya, Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto menuturkan, dalam rapat antara Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta tercetus wacana untuk menerapkan four in one.

Menurut Budiyanto, penerapan four in one akan membuat pemilik kendaraan berpikir ulang menggunakan jasa joki.

"Pengemudi akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi. Pengemudi belum tentu nyaman dengan keberadaan joki yang jumlahnya lebih banyak," kata Budiyanto saat dihubungi, Senin (4/4/2016).

Kompas TV Inilah Pengakuan Seorang Joki "3 In 1"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com