Karena menjadi titik terjauh dari akhir pekan berikutnya, Senin kerap dirasa berat oleh warga perkotaan seperti Jakarta. Namun, perasaan berat itu tidak untuk Senin (11/4/2016) ini. Akan kembalinya Sunny Tanuwidjaja ke Balaikota DKI Jakarta merupakan salah satu penyebabnya.
Lima hari terakhir, nama Sunny Tanuwidjaja yang disebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengemuka. Oleh KPK, Sunny yang langsung populer itu hendak dimintai keterangan terkait pembahasan dua rancangan peraturan daerah terkait reklamasi di Pantai Jakarta.
Untuk mendalami kasus reklamasi yang telah menjerat Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi dan Presiden Direktur Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja sebagai penerima dan pemberi suap ini, KPK minta kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mencegah Sunny ke luar negeri. Pencegahan dimulai 6 April 2016 hingga 6 Oktober 2016.
Oleh KPK, Sunny tidak dicegah seorang diri. Bersamaan dengan pencegahan itu, KPK juga meminta Dirjen Imigrasi mencegah Richard Halim, Direktur Agung Sedayu Group.
Dalam perkara reklamasi di Pantai Jakarta, Agung Sedayu Grup adalah pengembang yang anak perusahaannya yaitu Kapuk Naga Indah mendapat 5 izin prinsip dari 17 pulau hasil reklamasi.
Lima pulau itu masih diberi nama Pulau A, B, C, D dan E. Sementara Agung Podomoro Land melalui anak perusahaannya Muara Wisesa Samudra mendapat 1 izin prinsip di Pulau G yang kemudian diberi nama Pluit City.
Selain menetapkan Sanusi dan Ariesman sebagai tersangka, KPK juga telah menetapkan karyawan Agung Podomoro Land, Trinanda Prihantoro, sebagai tersangka.
Suap Ariesman kepada Sanusi sebesar Rp 1,140 miliar yang terungkap dalam operasi tangkap tangan KPK diberikan melalui Trinanda, 31 Maret 2016.
Kenapa Sunny?
Dalam peta yang belum terungkap sepenuhnya terkait reklamasi dan dugaan korupsi di dalamnya di mana saat ini tengah ditangani KPK, pencegahan atas Sunny memunculkan pertanyaan.
Apalagi, beberapa hari sebelum diumumkan resmi pada 7 April 2016, sempat beredar pencegahan atas S yang kemudian dibantah KPK.
Terkait semua tuduhan yang dialamatkan ke Sunny terkait reklamasi, Ahok mendapat jawaban melegakan. Sunny menurut Ahok membantah semua tuduhan. Kepada Ahok, Sunny bilang tidak melakukan apa-apa.
Siapa Sunny sehingga begitu dekat dengan Ahok?
Selain dekat, Ahok juga rela memosisikan diri sebagai "juru bicara" Sunny saat persoalan menimpanya.