Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Warga Pasar Ikan yang Tinggal di Perahu Melakukan MCK

Kompas.com - 18/04/2016, 18:56 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Juang (40) tampak sedikit tertawa saat ditanya perihal tempat mandi cuci kakus (MCK) di perahu yang kini menjadi tempat tinggalnya. Manusia perahu, eks warga Pasar Ikan, ini mengungkapkan, ia bersama warga lainnya kesulitan untuk melakukan tiga hal tersebut.

Untuk mandi, kata Juang, warga harus mendatangi WC umum di Luar Batang. Tempat tersebut juga tak gratis.

"Kalau untuk mandi sekitar Rp 4.000," kata Juang saat berbincang dengan Kompas.com di Pasar Ikan, Jakarta, Senin (18/4/2016).

Sementara itu, untuk buang air, Juang mengaku juga harus menuju WC umum. Harga yang dipatok pun sama. Namun, ia menjelaskan, tak jarang juga buang air di sekitar tempat tinggalnya di perahu.

"Ya kalau enggak ada yang lihat di sini saja," kata Juang. (Baca: Warga Pasar Ikan yang Bertahan di Perahu, Mengais Rezeki dari Puing Penggusuran)

Senada dengan Juang, Jufri, manusia perahu eks warga Pasar Ikan, juga mengatakan hal serupa. Dia kesulitan untuk sekadar mandi dan buang air. Ia pun juga jarang pergi ke WC umum dan memilih untuk buang air di dekat perahu.

"Nanti kita tinggal beli air saja, empat jeriken harganya Rp 4.000," kata Jufri.

Alasannya jarang ke WC umum lantaran cukup mahal sehingga dia lebih memilih cara praktis untuk buang air di dekat perahu dan mandi seadanya. (Baca: Mengharukan, Melihat Anak-anak di Pasar Ikan Bermain di Lahan Penggusuran)

Pantauan Kompas.com, masih banyak manusia perahu yang bertahan di Pasar Ikan. Tak banyak aktivitas yang mereka lakukan selain bercengkerama dan tidur di atas perahu.

Mereka enggan untuk pergi lantaran tak tahu harus ke mana. Selain itu, alasan utamanya karena mata pencaharian mereka berada di laut.

Kompas TV Warga Penjaringan Bertahan di Perahu Nelayan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com