Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keping Cita-cita dari Bawah Tenda

Kompas.com - 28/04/2016, 19:04 WIB
Kompas TV Warga Penjaringan Bertahan di Perahu Nelayan

Orangtua Melli menumpang di rumah kontrakan saudaranya yang tidak jauh dari Pasar Ikan. Akan tetapi, siswi kelas V SD Islam Bintang Pancasila ini memilih tinggal di pengungsian.

Menurut dia, di kontrakan ruangannya sempit. "Sama seperti di rusun. Sudah jauh, sempit juga. Makanya, lebih suka di sini sama teman-teman. Maunya digantilah rumah saya. Jadi, bisa punya kamar, punya tempat belajar lagi," tutur anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Penertiban Pasar Ikan dimulai 16 hari yang lalu. Saat itu, pemerintah memutuskan menertibkan ratusan bangunan di lahan seluas 1,4 hektar dalam kurun yang sangat cepat.

Sekitar tiga minggu setelah surat pemberitahuan pembongkaran diberikan, empat RT di Pasar Ikan rata dengan tanah. Ratusan warga masih bertahan di sejumlah tempat pengungsian.

Sebagian warga Pasar Ikan memilih mengungsi di aula Masjid Luar Batang, sementara yang ingin pindah telah menetap di sejumlah rusunawa yang ditawarkan pemerintah.

Dari data yang ada, warga yang bertahan diperkirakan mencapai 400 keluarga, dari total 895 keluarga di RW 004 Pasar Ikan.

Menurut Upi Yunita, koordinator warga, terdapat 210 anak yang tinggal di pengungsian dan sekitar 170 anak merupakan anak sekolah.

"Dalam data kami, ada 103 anak-anak di tingkat SD, 55 di tingkat menengah pertama, dan ada 21 di menengah atas atau kejuruan. Mereka ini ada yang tengah ujian atau sebentar lagi menghadapi ujian," kata Upi.

Meski Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan fasilitas pindah sekolah, anak-anak ini tak nyaman untuk pindah.

Mereka dipaksa menerima lingkungan baru, juga pelajaran yang belum tentu sama.

Menurut Upi, pemindahan warga dengan tiba-tiba juga menghilangkan lahan pekerjaan. Padahal, biaya sekolah semakin tinggi dari hari ke hari.

"Ini yang tidak dipikirkan pemerintah. Dibilangnya, kalau di rusun, masalah sudah selesai," ungkapnya.

Pada Selasa malam, ratusan warga berkumpul karena beredar isu pembongkaran tenda pengungsi.

Maemunah (35) duduk di atas puing bangunan bersama anak bungsunya, Sekar (6). Mata Maemunah memerah, air matanya menggenang.

Ibu enam anak ini mengkhawatirkan anak-anaknya. "Sudah digusur, tendanya juga mau dibongkar. Sial amat jadi orang miskin. Semoga Sekar nanti bisa sekolah tinggi, biar jadi orang," ucapnya penuh harap....

(SAIFUL RIJAL YUNUS)

-------

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 April 2016, di halaman 26 dengan judul "Keping Cita-cita dari Bawah Tenda".

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com