Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kolong Tol Ancol Menanti Penggusuran...

Kompas.com - 30/04/2016, 06:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu lagi kawasan di Jakarta bakal ditertibkan oleh Pemerintah Provinsi DKI.

Kali ini, rencananya kawasan kolong tol Ancol yang bakal bongkar untuk kepentingan normalisasi dan sodetan.

Kurang lebih 300 kepala keluarga di kolong tol itu menanti nasib mereka. Warga kolong tol berharap, pemerintah mau menampung mereka ke rumah susun.

Mas Ud (60) pengurus warga di Kolong Tol Ancol itu mengatakan, warganya pasrah untuk digusur oleh pemerintah.

"Warga tidak menolak. Kalau memang dibutuhkan untuk (bangun) kali, kami enggak bisa buat apa-apa, kami enggak mempertahankan atau apa, yang penting siap rumah susun saja," kata Mas Ud, kepada Kompas.com, di Kolong Tol Ancol, Jakarta Utara, Jumat (29/4/2016).

Rencana menggusur kawasan itu memang sudah sampai ke telinga warga. Namun, kapan waktu pasti eksekusinya warga belum tahu.

"Kami cuma dengar aja, belum ada surat dari pemerintah ke kita," ujar Mas Ud.

Namun, ia mendengar rencana pembongkaran tempat tinggal warga memang untuk kepentingan pembangunan sodetan. "Rencananya mau dibikin kali dari Kali Ancol sini ke Ciliwung," ujar Mas Ud.

Adapun kolong tol Ancol dihuni oleh sekitar 300 kepala keluarga, yang tinggal di daerah yang membentang kurang lebih satu kilometer dari Kali Ancol sampai tembus Sungai Ciliwung.

Sebagian besar penduduk kolong tol diklaim ber-kartu tanda penduduk (KTP) DKI, sisanya pendatang.

Wilayah itu tidak memiliki RT/RW. Sehingga kebanyakan yang ber-KTP DKI bergabung dengan RT terdekat atau dari luar.

Para warga setempat rata-rata bekerja mulai dari pengepul barang bekas, buruh, pedagang pasar dan warung, pemulung, dan lainnya.

Santi (45) salah satu perempuan yang tinggal di kolong tol itu sejak 2003 berharap, Pemprov DKI tidak melakukan penggusuran.

Santi khawatir kalau direlokasi ke rusun dirinya tidak bisa mencari makan. Sebab, ia bekerja sebagai pemungut dan penyapu sampah di kolong tol.

Sebulan, ia mendapat penghasilan Rp 600.000 dibayar oleh sesama warga kolong dari kerjanya membersihkan lingkungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com