Komuter yang menggunakan mobil lebih mementingkan faktor keamanan dibandingkan sisi praktis. Alasan tersebut yang membuat Martin (50) lebih memilih naik mobil dibandingkan dengan transportasi umum.
"Saya pilih bawa mobil sendiri karena transportasi umum tidak aman. Lelah juga sih bawa mobil, tetapi daripada harus bergelantungan di angkutan umum," jelas warga Bekasi ini.
Selain faktor karakteristik perjalanan dan pelaku perjalanan, sistem transportasi yang mengutamakan kenyamanan, keamanan, kecepatan, dan kepraktisan juga berpengaruh dalam pemilihan moda transportasi komuter Jabodetabek.
Sekitar 50 persen responden jajak pendapat Kompas memilih naik sepeda motor karena lebih cepat. Adapun 60,6 persen responden memakai mobil karena alasan kenyamanan. Dua hal itu menjadi faktor penting bagi komuter Jabodetabek.
Meski demikian, warga juga menilai ada sisi positif angkutan umum, yakni biaya murah dan kecepatan. Sekitar 9 persen responden komuter naik angkutan umum (mikrolet, kopaja, metromini) dengan alasan biaya lebih murah.
Faktor kecepatan kini juga menjadi unggulan kereta komuter karena pengguna terhindar dari kemacetan di jalanan.
Faktor unggulan angkutan umum yang menarik minat komuter ini perlu tetap dipertahankan, dan bahkan ditingkatkan. Ke depan, saat angkutan umum yang aman dan nyaman sudah tersedia di Jabodetabek, jumlah pengguna angkutan umum diharapkan bertambah.
Hal itu terungkap dari 53 persen pengguna kendaraan pribadi yang bersedia beralih menggunakan angkutan umum jika hal-hal di atas terpenuhi.
(Susanti Agustina S dan C13/Litbang Kompas)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Mei 2016, di halaman 27 dengan judul "Peluang Beralih ke Angkutan Umum".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.