Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Komuter Beralih ke Angkutan Umum Besar

Kompas.com - 03/05/2016, 00:19 WIB

Komuter yang menggunakan mobil lebih mementingkan faktor keamanan dibandingkan sisi praktis. Alasan tersebut yang membuat Martin (50) lebih memilih naik mobil dibandingkan dengan transportasi umum.

"Saya pilih bawa mobil sendiri karena transportasi umum tidak aman. Lelah juga sih bawa mobil, tetapi daripada harus bergelantungan di angkutan umum," jelas warga Bekasi ini.

Selain faktor karakteristik perjalanan dan pelaku perjalanan, sistem transportasi yang mengutamakan kenyamanan, keamanan, kecepatan, dan kepraktisan juga berpengaruh dalam pemilihan moda transportasi komuter Jabodetabek.

Sekitar 50 persen responden jajak pendapat Kompas memilih naik sepeda motor karena lebih cepat. Adapun 60,6 persen responden memakai mobil karena alasan kenyamanan. Dua hal itu menjadi faktor penting bagi komuter Jabodetabek.

Meski demikian, warga juga menilai ada sisi positif angkutan umum, yakni biaya murah dan kecepatan. Sekitar 9 persen responden komuter naik angkutan umum (mikrolet, kopaja, metromini) dengan alasan biaya lebih murah.

Faktor kecepatan kini juga menjadi unggulan kereta komuter karena pengguna terhindar dari kemacetan di jalanan.

Faktor unggulan angkutan umum yang menarik minat komuter ini perlu tetap dipertahankan, dan bahkan ditingkatkan. Ke depan, saat angkutan umum yang aman dan nyaman sudah tersedia di Jabodetabek, jumlah pengguna angkutan umum diharapkan bertambah.

Hal itu terungkap dari 53 persen pengguna kendaraan pribadi yang bersedia beralih menggunakan angkutan umum jika hal-hal di atas terpenuhi.

(Susanti Agustina S dan C13/Litbang Kompas)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Mei 2016, di halaman 27 dengan judul "Peluang Beralih ke Angkutan Umum".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com