Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada PNS DKI, Ahok Beri Tawaran Cara Halus atau Kasar

Kompas.com - 16/05/2016, 21:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta para pegawai negeri sipil (PNS) DKI untuk tidak mendukungnya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Bahkan, Ahok menawarkan para PNS DKI untuk mengundurkan diri jika tidak cocok dengan kepemimpinannya.

"Pak Bambang (Asisten Sekda bidang Pemerintahan) dan Pak Ii (Kepala Diskominfomas DKI) jadi saksi hidup, saya tawarkan mereka mau cara halus atau kasar," kata Ahok saat menyampaikan sambutan dalam acara penandatanganan perjanjian hibah Pemprov DKI Jakarta dengan KPU DKI dan Bawaslu DKI, di Balai Kota, Senin (16/5/2016).

"Kalau cara halus, enggak suka sama saya mulai kampanye enggak pilih saya (pada Pilkada DKI). Kalau cara kasar ya ajukan pengunduran diri semuanya, biar kesannya saya enggak bisa kerjasama sama semuanya. Buktinya enggak ada yang mengundurkan diri," kata Ahok.

Dalam sambutannya, Ahok mengaku sudah kenyang dengan berbagai gertakan yang dihadapinya. Terutama jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Bahkan, Ahok berani mengklaim dirinya merupakan orang yang paling banyak memiliki pengalaman politik. (Baca: Lewat Siaran Televisi, Ahok Tantang PNS DKI untuk Mengundurkan Diri)

"Saya pernah jadi Sekjen Partai Indonesia Baru (PIB), pernah jadi anggota DPRD Tingkat II, pernah ikut pilkada langsung, pernah ikut Pilgub Bangka Belitung dan hasilnya saya bawa ke MA (Mahkamah Agung), pernah jadi anggota Komisi II DPR RI dan jadi anggota Badan Legislasi, melamar Gubernur Sumut, ngumpulin KTP DKI buat nyagub, jadi Wakil Gubernur dan sekarang jadi Gubernur DKI," kata Ahok.

Ia pun meminta siapapun yang maju mencalonkan diri sebagai Gubernur tidak membawa isu SARA pada Pilkada DKI Jakarta. Ia meminta para bakal calon gubernur saling adu program.

"Sayang, lawan politik saya lupa kalau saya pernah ikut pemilihan bupati di Belitung Timur. Di sana, 93 persen warganya muslim dan partainya dikuasai PBB (Partai Bulan Bintang), saya bisa (jadi Bupati Belitung Timur)," kata Ahok. (Baca: Kerap Marah-marah, Ahok Ingin Hilangkan Stigma Buruk PNS DKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com