Selama lebih dari 25 tahun bekerja sebagai penyapu jalan, baru kali ini Zaenal mengantongi penghasilan Rp 3,1 juta. Sebelumnya, bertahun-tahun menjadi tukang sapu di perusahaan swasta, pendapatannya hanya sekitar Rp 1 juta sebulan.
”Ya karena sekarang gaji lumayan, ya, saya tidak keberatan kalau harus sekolah lagi,” kata Zaenal yang sudah melunasi biaya sekolah dengan cara mencicil dua kali.
Zaenal, anak ketiga dari 12 bersaudara, pernah sekolah hingga kelas VI SD di Lenteng Agung. Beberapa bulan sebelum kelulusan, ayahnya terkena stroke sehingga warung keluarga gulung tikar untuk menutup biaya berobat. Ia terpaksa keluar sekolah karena tak ada biaya lagi.
Meningkatkan martabat
Meski diawali keengganan, kini petugas kebersihan merasa ijazah akan meningkatkan martabat mereka. Tanpa ijazah, rasa malu kerap menghantui. Mereka juga sering merasa dianggap bodoh oleh orang sekitar.
Yang paling buruk, mereka terancam kehilangan pekerjaan sewaktu-waktu. ”Dulu jadi tukang sapu hanya butuh KTP dan KK. Sekarang saingannya sudah banyak, anak-anak muda lulusan SMP dan SMA. Jadi sering takut,” kata Chadiroh (49), yang bertugas di perumahan sekitar Gerbang Pemuda atau Manggala Wanabhakti, Kelurahan Gelora, Jakarta Pusat.
Baginya, ijazah setara SD itu merupakan jaminan rasa aman untuk terus bekerja. Perempuan berambut pendek itu sama sekali tak pernah sekolah. Ia belajar membaca dan berhitung dari teman-temannya.
Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto menyebutkan, peserta ujian Paket A di DKI 4.866 peserta. Mereka umumnya pekerja informal, seperti tukang sapu, petugas kebersihan, dan petugas PPSU yang dituntut punya ijazah setidaknya tingkat SMP dan SMA.
”Tak hanya warga DKI Jakarta, peserta ujian Paket A juga berasal dari daerah yang merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, begitu juga peserta Paket B dan C. Mereka berusaha memperbaiki kondisi ekonomi dan menambah pengetahuan dengan ikut program Paket A, B, atau C,” ujarnya.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Mei 2016, di halaman 1 dengan judul "Penyapu Jalan Memburu Masa Depan".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.