Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengarungi Lautan, Mengingat Hakikat Nusantara

Kompas.com - 25/05/2016, 15:07 WIB

KOMPAS.com - Sang mentari mulai bersinar cerah di dermaga di ujung utara Jakarta. Lantunan lagu legendaris ”Nenek Moyangku Seorang Pelaut” mulai membahana dari ratusan anak belia.

Kapal militer raksasa menjadi saksi keceriaan anak-anak yang akan mencicipi petualangan di lautan.

Nur (9) berlari kencang hingga menabrak sejumlah orang di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (24/5) pagi.

Seorang pendamping berusaha mengingatkan dia untuk diam dan tidak mengganggu orang lain.

”Sudah enggak sabar pengin masuk ke dalam,” ujar Nur seraya menunjuk pintu masuk kapal KRI Banjarmasin 592.

Nur adalah satu dari sekitar 200 anak yang berbaris menuju pintu kapal perang itu.

Rekan-rekan Nur pun tak kalah semangat untuk segera mengarungi laut dalam acara pelayaran gembira (joy sailing) di kawasan Kepulauan Seribu, hari itu.

Acara tersebut dilaksanakan dalam rangka Children’s Day yang diselenggarakan sebuah lembaga sosial bernama Women’s International Club (WIC).

”Tujuannya untuk membagi kasih kepada anak-anak yang memiliki kekurangan dengan cara yang mendidik dan menumbuhkan rasa cinta tanah air,” ujar Yeny Tanurdjaja, Public Relation WIC.

Seorang petugas kapal tampak mengatur barisan anak-anak. ”Ayo, baris yang rapi, ya, sebentar lagi kita masuk ke dalam kapal,” tuturnya, berusaha menenangkan situasi yang hiruk-pikuk itu.

Ketika situasi mulai terkendali, petugas kapal membolehkan anak-anak beserta pendampingnya masuk satu per satu ke dalam kapal.

Saat menaiki tangga menuju lambung kapal, sejumlah anak tampak keluar dari jalur yang ditetapkan petugas. ”Ikuti barisan, ya, dik,” ucap sang petugas.

Mereka akhirnya tiba di ruangan besar di dalam kapal. Ruangan seluas sekitar 15 meter x 30 meter itu berisi panggung dan alat musik.

Seorang pembawa acara pun langsung beraksi menghibur para pelaut cilik ini.

Tiba-tiba, terdengar bunyi saksofon mengalun merdu. Para peserta pun dibuat kagum setelah mengetahui pemain saksofon itu adalah seorang anak penyandang tunanetra.

Berkeliling kapal

Setelah acara pembuka, anak-anak itu kemudian diajak berkeliling kapal. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok agar leluasa melihat isi kapal.

”Saya baru pertama kali naik kapal sebesar ini,” tutur Roni (11), seorang anak yatim piatu, dengan mata berbinar.

Area demi area dalam kapal mulai disinggahi mereka. Area pertama yang disinggahi adalah tempat parkir luas di perut kapal yang mampu memuat hingga 20 tank.

Tak jauh dari sana terdapat sebuah area untuk penyimpanan perahu darurat.

Petugas kapal pun dengan sabar menerangkan setiap bagian kapal kepada anak-anak yang terlihat penasaran.

KRI Banjarmasin 592 merupakan kapal militer yang mulai dioperasikan TNI Angkatan Laut sejak 2009.

Kapal bertipe landing platform dock (LPD) tersebut merupakan karya anak bangsa, hasil produksi PT PAL Indonesia.

Area demi area dalam kapal mulai disinggahi anak-anak ini. Area pertama yang disinggahi adalah ”tempat parkir” luas di perut kapal yang mampu memuat hingga 20 unit tank.

Tak jauh dari sana terdapat sebuah area untuk penyimpanan perahu darurat.

Area lainnya adalah haluan atau bagian depan kapal. Tiupan angin laut membuat anak-anak makin ceria.

”Kami memang berharap anak-anak yang ikut dalam pelayaran ini dapat meraih pengalaman yang bisa dikenang seumur hidup mereka,” ujar Yeny.

Di anjungan kapal, rombongan lain menikmati pemandangan birunya langit dan luasnya laut.

Peserta bernama Robi (13) merasa bersyukur Indonesia dikaruniai lautan luas dan indah.

”Kalau di darat terasa sempit, tetapi ketika di lautan semua terasa tak berujung,” ujar anak yang yatim piatu sejak usia 6 tahun tersebut.

Bagian yang juga menarik perhatian anak-anak di dalam kapal sepanjang 125 meter itu adalah ruang kemudi.

Di ruang kendali ini, anak-anak belajar bagaimana kapal sebesar itu dioperasikan. Berbagai tombol memenuhi meja di ruang itu.

Rasa ingin tahu

Di sudut lain ruang itu, Dennis (18), seorang remaja penyandang tunanetra, tengah dipandu pendampingnya meraba sebuah peta navigasi.

Walaupun tak mampu melihat isi peta tersebut, wajah Dennis tetap memancarkan rasa bahagia. ”Ini tempat paling seru bagiku, bisa coba-coba tombol kemudi,” ujarnya.

Peta navigasi itu tampak sudah mulai pudar warnanya. ”Meski sudah ada GPS (global positioning system), peta manual tetap diperlukan untuk mencari titik koordinat,” ujar Sersan Satu Navigasi Ardi Prihantoro, salah satu petugas di ruang kemudi yang tengah sibuk mengukur peta dengan penggaris.

Setelah puas berkeliling kapal, anak-anak itu kembali ke ruang berkumpul semula dan menikmati pertunjukan busana oleh para petugas kapal.

”Anak-anak ini antusiasmenya tinggi sekali. Rasa ingin tahu mereka besar,” puji Komandan KRI Banjarmasin Letnan Kolonel Laut Rakhmat Arief.

Sambil berlayar kembali ke Pelabuhan Tanjung Priok, para pendamping mengajak anak- anak berswafoto di anjungan kapal. Aneka gaya pun diperagakan mereka.

Kenangan indah dirasakan Ardi, penyandang tunagrahita yang adalah siswa kelas IX SLB-C Winasis, Tebet, Jakarta Selatan.

”Seru sekali, bisa jalan-jalan di kapal besar dengan teman satu sekolah,” ucap Ardi, yang juga menjadi pemimpin kelompok saat berkeliling kapal.

Acara ini memang bertujuan mengenalkan kapal militer kepada masyarakat luas dan juga menumbuhkan kesadaran atas indahnya alam bahari Tanah Air.

”Penanaman rasa cinta bahari perlu ditanamkan sejak usia dini. Terlebih lagi, Indonesia adalah negara maritim, dua pertiga wilayahnya adalah laut,” ujar Rakhmat.

Daratan semakin lama semakin mendekat. Saat kapal kembali bersandar di dermaga, Selasa sore, tawa keceriaan anak-anak masih saja terlihat.

Semoga pelayaran singkat itu dapat membuat mereka terus teringat hakikat Indonesia sebagai negara maritim. (C08)


---

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Mei 2016, di halaman 1 dengan judul "Mengarungi Lautan, Mengingat Hakikat Nusantara".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Siasat Kakak Beradik Rekrut Selebgram untuk Promosikan Judi Online | 'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang

[POPULER JABODETABEK] Siasat Kakak Beradik Rekrut Selebgram untuk Promosikan Judi Online | "Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang

Megapolitan
Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Megapolitan
Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi 'Online'

Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi "Online"

Megapolitan
182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

Megapolitan
Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Megapolitan
Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan 'Online'

Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan "Online"

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Megapolitan
'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan 'Maling'

"Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan "Maling"

Megapolitan
Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Megapolitan
Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Megapolitan
Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com