Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Sang Ibu, Penculik Evelyn Sempat Mengaku Aparat

Kompas.com - 03/06/2016, 14:22 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaku penculikan Evelyn Tiandy (8) sempat mengaku sebagai aparat.

Salah satu pelaku mengaku sebagai aparat kepada ibu korban, Rita Tjoa (37), saat menghadang Rita, yang berupaya mengejar anaknya yang dibawa kabur.

"Orang itu bilang, 'Ibu tenang Bu, saya aparat'," kata Rita di Kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (3/6/2016).

Ketika itu, Rita sempat bertanya dari institusi mana pelaku tersebut. Namun, pelaku tidak menjawab dan melarikan diri dengan mobil.

(Baca juga: Ini Detik-detik Penculikan Evelyn yang Terekam CCTV)

Rita mengatakan, pelaku penculikan anaknya berpostur tegap. Hingga kini, belum diketahui motif penculikan anaknya tersebut.

Rita mengaku tidak pernah punya masalah pribadi dengan pihak lain. "Enggak ada (masalah)," ujar Rita.

Penculikan Evelyn Tiandy terjadi pada 17 Mei 2016. Ibu korban, Rita, mengaku habis berbelanja bersama dengan anaknya di minimarket pada hari kejadian itu.

Saat sedang berjalan menuju tempat parkir mobil, kata dia, tiba-tiba ada orang yang datang dan langsung mengambil Evelyn, yang saat itu berjalan di belakang Rita.

"Enggak lama keluar menuju parkiran mobil tiba-tiba ada orang yang langsung ambil anak saya," kata Rita.

Menurut Rita, pria yang mengambil anaknya itu tidak sendirian. Pria itu beraksi bersama dengan dua orang lainnya.

(Baca juga: Saat Bersama Ibunya, Evelyn Diculik Empat Orang Tak Dikenal)

 Ketika itu, Rita sempat berupaya mengejar penculik yang menggendong anaknya. Namun, dua pelaku lain kemudian datang dan menghalau Rita.

"Saya didorong sampai jatuh," ujar Rita.

Ia sudah berupaya meminta tolong masyarakat sekitar untuk menyelamatkan Evelyn. 

Namun, kata Rita, tidak ada warga yang menolong. Para pelaku kemudian kabur dengan mengendarai mobil hitam.

"Saya tidak ingat jelas nomor polisinya, tetapi mobilnya berwarna hitam," ujar Rita.

Akhirnya, Rita melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tangerang. Pihak kepolisian sudah menerima laporan Rita, tetapi hingga kini putri semata wayangnya itu belum ditemukan.

Kompas TV Menculik & Membunuh Karena Butuh Uang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com