Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakili Massa Anti-PKI Temui Luhut, Rizieq Ajukan Permintaan Ini

Kompas.com - 03/06/2016, 17:38 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 15 orang perwakilan massa anti-Partai Komunis Indonesia (PKI) menemui Menteri Koordinator (Menko) Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, Jumat (3/6/2016).

Dalam pertemuan yang juga dihadiri Penglima TNI Jenderal Gatot Nurmatyo serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, perwakilan massa anti-PKI itu menyampaikan beberapa hal, salah satunya soal hasil Simposium Anti-PKI di Balai Kartini beberapa waktu lalu.

(Baca: Perwakilan Demonstran Anti-PKI Temui Menko Polhukam)

Imam Besar Front Pembela Indonesia (FPI) Rizieq Shihab, yang ikut dalam pertemuan itu, mengungkapkan bahwa hasil simposium tersebut sedianya menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait PKI.

"Kita minta pemerintah jangan hanya terima masukan dari Simposium Aryaduta yang banyak mengusung ideologi PKI. Tapi pemerintah juga harus menerima, mempelajari dan mengakomodir simposioum yang dilakukan di Balai Kartini," kata Rizieq di depan demonstran Anti-PKI, Jakarta, Jumat (3/6/2016).

Menurut Rizieq, Luhut kemudian menerima hasil Simposium Anti-PKI, yang diserahkan oleh perwakilan massa tersebut.

Selain itu, massa anti-PKI tersebut meminta agar Presiden Joko Widodo tidak berpikir untuk meminta maaf kepada PKI.

(Baca juga: Datangi Depan Istana Merdeka, Massa Anti-PKI Dorong Kawat Duri)

Luhut, kata Rizieq, menjamin, sepakat, dan menerima bahwa negara tidak akan minta maaf pada PKI. "Mereka (PKI) pelaku kejahatan, bukan korban kejahatan," ujar Rizieq.

Perwakikan massa anti-PKI juga memberikan masukan agar pemerintah tidak menuruti permintaan PKI lainnya, yakni pengakuan penyesalan atas peristiwa Gerakan 30 September 1965.

"Kalau pemerintah menyesal, berarti pemerintah mengaku salah. Kita tak pernah menyesal menumpas PKI," kata Rizieq.

Kompas TV Mengapa Komunisme Tak Cocok di Indonesia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com