Tidak menentunya dana yang diperoleh membuat biaya operasional sekolah terhambat. Honor untuk guru sering terlambat dibayar. Meski begitu, guru-guru tetap ikhlas mengajar.
“(Honor) tahun ini turun, tadinya Rp 1 juta jadi Rp 500.000. Ini udah bulan Mei, yang April aja belum dibayar. Tapi, alhamdulillah berkahnya ada, kecipratan dikit-dikit. Kalau ada acara, misalnya, sisa makanan lumayan saya bawa untuk anak-anak,” kata Nunung, salah seorang guru.
Permasalahan lahan
Kelas yang berdiri di Taman Badiklat DKI itu membuat pengelola SAAJA khawatir karena sewaktu-waktu sekolah itu bisa digusur. Terakhir kali Pemprov DKI melayangkan surat peringatan pada Juli 2014.
“Menjawab surat dari Pemprov, kami audiensi, diterima sekda bidang kesra. Dalam pertemuan dijanjikan win-win solution, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Satu sisi kami alami rasa waswas dengan sikap Pemprov sekarang ini yang giat menggusur. Tapi, di sisi lain kami meyakinkan warga binaan (orangtua siswa) agar tak perlu resah,” tutur Agus.
Yayasan PaRam berharap pembelajaran di SAAJA dapat terus dilaksanakan meskipun banyak kendala.
“(Harapannya) SAAJA berkembang menjadi sekolah alternatif bagi warga, terutama di Jakarta, ataupun di kota-kota lain, untuk memberikan pendampingan terkait pendidikan bagi generasi bangsa, pendidikan yang adil tanpa diskriminasi,” kata Agus.
Yayasan juga berharap masih ada donatur dan relawan yang membantu mereka. Relawan cukup datang untuk mengisi formulir kesediaan membantu sesuai minatnya.
Untuk bantuan dana, donatur dapat mengantarkannya langsung atau mentransfer melalui rekening Yayasan Pemberdayaan Rakyat Miskin, BRI KCP Depok Timur, dengan nomor rekening 1163-01-000053-30-5.
“Untuk yang berupa barang, sebaiknya komunikasi dahulu dengan kami agar sesuai kebutuhan. Kami ada form isian yang menyatakan bentuk donasi dan peruntukannya. Kami belum punya website. Boleh juga membantu website, Wi-Fi, dan laptop, serta relawan IT-nya untuk kami optimalkan website-nya, he-he-he,” kata Agus.
Masih ada banyak cerita lain tentang mereka yang bergerak dalam komunitas-komunitas kecil demi Jakarta yang lebih baik. Siapa saja mereka? Lihatlah kisahnya dalam sajian multimedia Visual Interaktif Kompas, Jakarta yang Menginspirasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.