Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Akan Ditangkap, Pasutri Pembuat Vaksin Palsu Sempat Berdebat dengan Polisi

Kompas.com - 27/06/2016, 07:15 WIB
Kompas TV Polisi Sita Kendaraan Pembuat Vaksin Palsu

Eko pun terkejut dengan penemuan ribuan botol itu. Sebab seperti industri rumahan (home industry) di dalam rumah mewah miliknya. "Dari luar sih sepi saja, tapi pas masuk ke dalam rumah banyak botol-botol kecil dan bungkus obat," katanya.

Eko mengungkapkan, penggerebekan itu berjalan dengan cepat sekira satu jam, sehingga para tetangga tidak ada yang mengetahui terkait penangkapan itu. Sayangnya, Eko tak bisa  menunjukkan sejumlah foto yang sempat ia ambil. Karena salah satu penyidik memaksa Eko untuk menghapus gambar yang dia ambil lewat ponselnya.

"Usai penggerebekan itu, polisi meminta ponsel dan menghapus foto-foto yang sudah saya ambil," katanya.

Eko menambahkan, pasutri itu sudah menetap di rumah tersebut selama 10 tahun lebih. Seingatnya, sang suami bekerja sebagai manager di salah satu pabrik otomotif, sedangkan sang istri pernah bekerja di rumah sakit. Akan tetapi, Eko tidak mengetahui apakah Rita masih aktif bekerja di rumah sakit atau tidak.

"Orangnya agak tertutup, jadi saya tidak tahu apakah istrinya itu masih bekerja atau tidak," kata Eko. (Baca: Ahok Cari Tahu Penyebaran Vaksin Palsu di Jakarta)

Sidak rumah sakit

Menyusul penggerebekan itu, Dinas Kesehatan Kota Bekasi langsung bergerak melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah rumah sakit. Namun selama dua hari melakukan sidak, petugas tak menemukan vaksin palsu.

"Sejak kemarin dan hari ini, tim kami sudah terjun ke lapangan melakukan sidak ke beberapa puskesmas, rumah sakit swasta, apotik. Namun belum ditemukan sampel vaksin palsu," ujar Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Tetty Manurung usai sidak di Rumah Sakit Hermina, Bekasi Selatan, Jumat (24/6/2016) petang.

Tetty mengatakan, sidak ini dilakukan di tiga tempat, yaitu RS Hermina, RS Ananda dan apotek Pelita Insani di Bekasi Selatan. Dari sidak itu, ujar dia, petugas tak menemukan vaksin palsu yang diedarkan oleh pasutri tersebut.

"Penyimpanan vaksin sudah sesuai standar yakni disimpan di tempat khusus penyimpanan vaksin dengan suhu rendah (chiller). Walau begitu, kami akan terus melakukan sidak ke beberapa tempat untuk beberapa hari ke depan untuk memastikan tidak ditemukan vaksin palsu," jelas Tetty. (Baca: Wapres Kalla Minta Aparat Serius Usut Kasus Vaksin Palsu)

Tetty mengatakan, pemeriksaan vaksin ini memang dilakukan secara kasat mata atau pengamatan. Meski belum dilakukan uji laboratorium, dia meyakini obat itu asli karena ciri fisiknya sesuai. Seperti nomor batch sesuai antara isi dengan tulisan di kemasan.

Tetty pun mengimbau, kepada orangtua yang sudah melakukan vaksinasi kepada bayi, apabila masih ragu dapat melakukan vaksinasi ulang kepada bayinya dan pilihlah tempat yang terpercaya. (Fitriyandi Al Fajri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com