Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cahaya di Kampung Arab Pekojan

Kompas.com - 27/06/2016, 15:16 WIB

KOMPAS.com - Terik sinar matahari siang memanggang kulit, Kamis (23/6/2016). Namun, begitu menjejakkan kaki di pelataran Masjid An Nawier, suasana berubah sejuk.

Beberapa orang laki-laki terlihat tengah beristirahat di serambi. Sebagian lagi tertidur dan berbaring di dalam masjid.

Setelah shalat Ashar dijalankan, alunan ayat-ayat suci Al Quran mulai menggema dari masjid tua itu.

Anak-anak kecil mengaji di depan mimbar masjid yang megah, sedangkan orang-orang tua memilih sendiri tempat favorit masing-masing untuk membaca kitab suci.

Marbut masjid yang terletak di Jalan Pekojan Raya, Kelurahan Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, itu sibuk menyiapkan gelas dan piring untuk berbuka puasa.

Tak jauh dari masjid itu, berjarak sekitar 70 meter ke arah timur, terdapat bangunan bersejarah lainnya, yakni Langgar Tinggi.

Dulu, langgar ini kerap dijadikan tempat singgah para pedagang yang naik perahu menyusuri Kali Angke.

Kini, Masjid An Nawier yang didirikan tahun 1760 itu masih menjadi tempat singgah mereka yang melintas, yang ingin shalat dan rihat sejenak menikmati hawa sejuk masjid.

”Saat bulan Ramadhan, ramai sekali orang mampir ke mari. Ada yang mau shalat, ada yang mau tidur dan istirahat. Semua kami persilakan,” ujar Dikky Bashandid, Ketua Pengurus Masjid An Nawier.

Di kawasan Pekojan ini memang banyak ditemui masjid bersejarah. Masjid-masjid itu merupakan peninggalan warga keturunan Hadramaut (Yaman), Arab, dan India, yang banyak tinggal di kawasan itu.

An Nawier yang berarti ”cahaya” itu juga menjadi saksi bisu penyebaran agama Islam di Jakarta.

Sejarawan Adolf Heuken SJ dalam buku Mesjid-mesjid Tua di Jayakarta (Yayasan Cipta Loka Caraka, 2003) menyebutkan, saat Islam masuk ke Pulau Jawa melalui pantai utara, masjid tidak dibangun dengan arsitektur baru.

Gaya bangunan dibuat menyerupai gedung-gedung lain yang sudah ada sehingga tak asing bagi penduduk setempat.

Hal itu supaya masyarakat tak merasakan peralihan kebudayaan dengan masuknya Islam.

Arsitektur masjid merupakan salah satu media penyebaran Islam yang pada akhirnya diterima masyarakat Indonesia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com