JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Penerimaan Zakat, Infaq, dan Sodaqoh (ZIS) Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam mengatakan, penerimaan zakat di Masjid Istiqlal pada 2016 menurun dibandingkan tahun lalu.
"Tahun lalu (penerimaan zakat) mencapai Rp 800 juta, namun sekarang hanya Rp 600 juta dan susah untuk mencapai seperti tahun lalu," katanya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (5/7/2016), seperti dikutip Antara.
Ia menduga, penurunan itu karena semakin banyak lembaga zakat di kalangan masyarakat dengan menggunakan sistem "jemput bola" dan menggunakan berbagai fasilitas canggih.
Dia mengatakan, Lembaga ZIS Masjid Istiqlal tidak melakukan promosi di tempat lain sehingga terjadi penurunan penerimaan zakat.
"Kalau lembaga zakat lain menggunakan sistem jemput di berbagai tempat seperti mal dan menggunakan sistem canggih sementara kami tidak," ujarnya.
(baca: Baznas: Pembayaran Zakat di Indonesia Hanya 1,3 Persen dari Potensi)
Selain itu, penyebab menurunnya penerimaan zakat di Masjid Istiqlal, menurut dia, karena selama ini hanya mengandalkan orang yang mampir ke masjid tersebut untuk membayar zakat.
Karena itu, menurut Abu, jumlah penerimaan zakat di Masjid Istiqlal tergantung fluktuasi kunjungan jamaah ke masjid tersebut.
"Kami mengandalkan orang yang mampir (ke Masjid Istiqlal) lalu membayar zakat sehingga penerimaan zakat tergantung fluktuasi pengunjung Istiqlal," katanya.
(baca: Ambisius, Baznas Targetkan Penerimaan Zakat 2016 Rp 5 Triliun)
Masjid Istiqlal membagikan zakat kepada 1.500 fakir miskin, dengan rincian masing-masing mendapatkan 4 kilogram beras.
Pembagian zakat itu dibagikan pada Senin (4/7) atau sehari lebih awal dibandingkan tahun sebelumnya.