TANGERANG, KOMPAS.com - Penanggung Jawab Vaksinasi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda, dr Toniman K SpA, memastikan vaksin yang diduga palsu di rumh sakit tersebut belum beredar ke masyarakat. Hal itu diungkapkan bersamaan dengan penjelasan pihak RSIA Mutiara Bunda kepada orangtua pasien soal indikasi penggunaan vaksin palsu di rumah sakit tersebut, Jumat (15/7/2016) siang.
"Pas tanggal 23 Juni kemarin, BPOM sudah ambil sampel. Kata mereka, biar aman, jangan dipakai dulu. Tunggu nanti BPOM kasih panduan yang jelas. Vaksin itu juga belum sempat dijual, sudah diambil," kata Toniman kepada Kompas.com.
Menurut Toniman, pihaknya memang biasa membeli vaksin kepada satu pihak yang disebut sebagai freelance. Pertimbangan untuk membeli vaksin tersebut karena ketersediaan stok yang cukup dan harga yang relatif murah.
"Jadi banyak vaksin yang sebenarnya keluaran pabrikan. Orang biasanya nawarin, kami lihat cocok atau tidak, kalau cocok baru beli," tutur Toniman.
Meski begitu, pihaknya tetap berupaya untuk menjelaskan kepada orangtua pasien anak-anak, terutama mereka yang rutin vaksin di sana. Sambil memberikan penjelasan, pihak RSIA Mutiara Bunda turut mendata orangtua pasien anak agar dapat segera mengabarkan jika ada informasi terbaru dari Kementerian Kesehatan terkait vaksin palsu.
RSIA Mutiara Bunda masuk sebagai satu dari empat fasilitas kesehatan yang disebut BPOM terindikasi menggunakan vaksin palsu. Terlepas dari empat faskes itu, juga ada belasan rumah sakit dan delapan klinik di bilangan Jabodetabek yang terkait dengan peredaran vaksin palsu.