Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

145 Orangtua Pasien Vaksin di RS Harapan Bunda Sudah Kumpulkan Berkas ke "Crisis Center"

Kompas.com - 17/07/2016, 16:53 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, membuka posko crisis center di lobi rumah sakit tersebut, Minggu (17/7/2016).

Sejak siang hari, para orangtua terus mendatangi crisis center tersebut untuk menyerahkan surat pernyataan beserta kelengkapan berkas yang diperlukan.

Hingga pukul 16.15 WIB, terhitung sudah ada 142 orangtua yang menyerahkan surat pernyataan bermaterai 6.000 tersebut di crisis center. Selain itu, ada pula tiga orangtua yang mengirim berkas melalui e-mail.

Orangtua yang menyerahkan surat tersebut tak hanya memiliki satu anak yang divaksinasi di RS Harapan Bunda. Banyak pula di antara mereka yang menuliskan data dua serta tiga anak yang divaksinasi di sana.

Salah satu perwakilan Aliansi Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda, Herlin, mengatakan bahwa crisis center akan dibuka hingga Selasa (19/7/2016).

Surat pernyataan dan kelengkapan berkas tersebut kemudian akan diserahkan kepada Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (YLBHI) pada Rabu (20/7/2016).

"Terakhir Selasa, diserahkan ke LBH Rabu," ujar Herlin di RS Harapan Bunda, Minggu sore.

Setiap harinya, crisis center akan dibuka mulai pukul 09.00 - 21.00 WIB.

Selain surat pernyataan bermaterai, para orangtua juga menyerahkan kelengkapan berkas, yakni fotokopi KTP orangtua, fotokopi isi buku imunisasi, fotokopi kartu berobat, fotokopi kartu keluarga, dan nomor ponsel yang bisa dihubungi.

Isi surat pernyataan yang ditandatangani para orangtua tersebut yakni sebagai berikut.

"Sehubungan untuk pembelaan dan kepentingan hukum atas kasus vaksin palsu dimana anak kami sebagai korban dari penggunaan vaksin palsu, maka dengan ini saya/kami memberikan pernyataan dan persetujuan kepada Yayasan LBH Indonesia untuk dapat mengakses dan menggunakan semua informasi baik itu catatan medis, riwayat penyakit, serta hal-hal lain terkait dengan hal sebagaimana di atas agar dapat dipergunakan semestinya."

Crisis center dibuka karena pihak RS tidak memiliki itikad baik kepada mereka untuk membuka data pasien.

Rencananya, data-data orangtua korban vaksin di RS Harapan Bunda yang terkumpul akan di bawa ke ranah hukum dengan bantuan dari YLBHI.

Mereka menuntut pertanggungjawaban pihak RS yang telah menggunakan vaksin palsu.

Kompas TV Orangtua Anak Balita Minta Dokter RS Harapan Bunda Dihadirkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna Hingga Tewas

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna Hingga Tewas

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

Megapolitan
Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Megapolitan
Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

Megapolitan
Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com