Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Deadline" Kian Dekat, Kebingungan Ahok Memilih Jalur Pilkada Kian Tampak

Kompas.com - 19/07/2016, 07:38 WIB
Jessi Carina

Penulis

Sebab, kata Ahok, masih ada perbedaan pendapat di internal parpol terkait Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Tiap-tiap partai juga kan pecah dua. Tiap partai ada yang setuju (jalur independen), ada yang enggak kan," ujar Ahok.

(Baca juga: Menanti Sikap Ahok dan PDI-P untuk Pilkada DKI 2017)

Ia mengatakan akan menerima keputusan yang diambil Teman Ahok dan partai politik meskipun keputusan itu memintanya untuk ikut jalur partai.

Kendati demikian, Ahok tak memungkiri bahwa ia pernah berjanji untuk maju lewat jalur independen.

Ia hanya akan mengikuti keputusan yang diambil Teman Ahok bersama partai politik. Saat menyampaikan ini, Ahok pun mengaku pusing.

"Memang saya bilang mau independen, tetapi kalau mereka putusinnya sama parpol beda? Kamu tanya saja sama mereka deh, aku mah ikut saja. Kayak begitu aku enggak mau pusinglah, yang penting kerja saja," ujar Ahok, Senin.

Pilih apa pun tetap salah

Dalam akun Instagram @temanahokofficial, Teman Ahok mengimbau agar para pendukung Ahok bersyukur karena jagoan mereka telah memiliki dua pilihan untuk maju Pilkada 2017.

"Namun ketimbang mensyukuri punya dua pilihan, sebagian dari kami malah bersitegang dan berdebat tentang pilihan jalur. Kondisi ini malah dimanfaatkan lawan untuk memecah belah kami," kata Teman Ahok melalui akun Instagramnya. 

Menurut mereka, jalur apa pun yang dipilih Ahok seolah salah bagi lawan-lawan politiknya.

Ketika Teman Ahok mengumpulkan data KTP dan Ahok menyatakan maju melalui jalur independen, kata mereka, lawan politik Ahok justru menyarankan ia ikut jalur partai.

(Baca juga: PDI-P Masih Pertimbangkan Ahok untuk Pilkada DKI 2017)

Sementara itu, setelah Ahok membuka diri untung diusung partai, lawan politiknya menilai Ahok tak konsisten dan tidak mengasihani Teman Ahok.

"Jadi apa pun pilihan Ahok, Ahok dan Teman Ahok akan tetap dicitrakan salah, dan mereka akan mengambil keuntungan agar pendukung Ahok tidak solid," kata Teman Ahok.

Kondisi inilah yang diminta Teman Ahok untuk dipahami bersama. Saat ini, kata mereka, Ahok justru lebih membutuhkan dukungan dibandingkan sebelumnya.

Sebab, Ahok akan membuat keputusan sulit yang berisiko. Keputusan ini, kata Teman Ahok, juga dinantikan lawan politiknya untuk mengatur strategi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com