Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Hindari Kegiatan Ini karena Ogah Disebut Pencitraan

Kompas.com - 25/07/2016, 07:17 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Sebagai petahana yang berniat maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok merasa banyak lawan politik yang menudingnya menggunakan jabatan Gubernur DKI untuk mencari dukungan warga. Menurut ahok, tudingan dirinya melakukan pencitraan kerap muncul bahkan saat melakukan kegiatan milik Pemerintah Provinsi DKI yang berguna bagi kepentingan warga.

Ahok mengaku menghindari beberapa kegiatan, salah satunya bakti sosial,  jelang bergulirnya Pilkada DKI 2017. Dia khawatir kegiatan-kegiatan itu akan disebut pencitraan oleh lawan politiknya.

Akhir pekan lalu, Ahok menghadiri acara Hari Anak Nasional di Balai Kota KI. Dia terkejut ketika mengetahui acara tersebut menggunakan konsep bakti sosial. Ahok pun mengungkapkan ketidaksukaannya secara langsung saat dia memberi sambutan.

"Saya kira kalau hari anak lalu ada baksos, jangan ajak saya deh. Tapi hari ini enggak apa-apa karena sudah terlanjur," ujar Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Sabtu (23/7/2016).

Ahok mempersilakan siapa saja untuk membuat acara di kawasan Balai Kota DKI atau kantor pemerintah DKI lainnya, Termasuk jika ingin membuat kegiatan bakti sosial. Namun, dia meminta untuk tidak diundang dalam acara bakti sosial itu.

"Silakan saja kalau dokter mau pakai puskesmas kami, buat baksos. Tapi jangan undang saya, kalau undang saya acara makan-makan saja ha-ha," ujar Ahok.

Selain tidak mau menghadiri acara baksos, Ahok juga menghindari mengunjungi tempat-tempat ibadah. Ahok khawatir kehadirannya menemui warga di tempat-tempat ibadah akan disebut pencitraan politik.

"Orang suka pikirannya politik. Saya ini menghindari datang ke pesantren atau masjid-masjid, nanti dibilang Ahok pencitraan," ujar Ahok, ketika hadir dalam acara halalbihalal di kediaman Pemilik Yayasan Al-Wathoniyah Asshodriyah, Ahmad Sodri, Sabtu lalu. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Megapolitan
13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

Megapolitan
Panca Darmansyah Bunuh Empat Anak Kandungnya Usai Pergoki Istri Selingkuh

Panca Darmansyah Bunuh Empat Anak Kandungnya Usai Pergoki Istri Selingkuh

Megapolitan
Hasil Otopsi Sementara Mayat Dalam Toren, Tidak Ada Luka dan Positif Narkoba

Hasil Otopsi Sementara Mayat Dalam Toren, Tidak Ada Luka dan Positif Narkoba

Megapolitan
Hotman Paris: Lima Terpidana Mengatakan Bukan Pegi Pembunuh Vina Cirebon

Hotman Paris: Lima Terpidana Mengatakan Bukan Pegi Pembunuh Vina Cirebon

Megapolitan
Kasus Mayat Dalam Toren, Bandar Narkoba yang Kabur dari Kejaran Polisi

Kasus Mayat Dalam Toren, Bandar Narkoba yang Kabur dari Kejaran Polisi

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Toren di Pondok Aren adalah Bandar Narkoba

Polisi: Mayat Dalam Toren di Pondok Aren adalah Bandar Narkoba

Megapolitan
Dua dari Tiga DPO Kasus Vina Dinyatakan Fiktif, Keluarga Minta Polisi Telusuri Lagi

Dua dari Tiga DPO Kasus Vina Dinyatakan Fiktif, Keluarga Minta Polisi Telusuri Lagi

Megapolitan
Peringati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, 'We Are Sisters' Edukasi Warga Binaan Lapas Perempuan Jakarta

Peringati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, "We Are Sisters" Edukasi Warga Binaan Lapas Perempuan Jakarta

Megapolitan
Tanahnya Dijadikan Akses Jalan, Ketua RT di Bekasi: Saya Izinkan asal Tegur Sapa dan Permisi

Tanahnya Dijadikan Akses Jalan, Ketua RT di Bekasi: Saya Izinkan asal Tegur Sapa dan Permisi

Megapolitan
Keluh Pegawai Swasta di Jakarta Soal Iuran Tapera, Bikin Gaji Makin Menipis...

Keluh Pegawai Swasta di Jakarta Soal Iuran Tapera, Bikin Gaji Makin Menipis...

Megapolitan
Panca Darmansyah Ajukan Eksepsi Atas Dakwaan Jaksa di Kasus Pembunuhan dan KDRT

Panca Darmansyah Ajukan Eksepsi Atas Dakwaan Jaksa di Kasus Pembunuhan dan KDRT

Megapolitan
Soal Potongan Tapera, Karyawan: Yang Gajinya Besar Enggak Berasa, Kalau Saya Berat...

Soal Potongan Tapera, Karyawan: Yang Gajinya Besar Enggak Berasa, Kalau Saya Berat...

Megapolitan
Tak Hanya Pembunuhan Berencana, Panca Darmansyah Juga Didakwa Pasal KDRT

Tak Hanya Pembunuhan Berencana, Panca Darmansyah Juga Didakwa Pasal KDRT

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai: Pendapatan Segitu Saja Malah Dipotong Melulu

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai: Pendapatan Segitu Saja Malah Dipotong Melulu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com