JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan sistem ganjil genap sebagai pengganti sistem 3 in 1 tetap dilaksanakan meskipun banyak yang menduga akan gagal. Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, pihaknya harus tetap optimistis dengan sistem ganjil genap itu.
"Belum dilakukan kok sudah dibilang gagal? Evaluasi saja belum," ujar Djarot di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Senin (25/7/2016).
Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga menilai sistem ini kurang efektif untuk mengurangi kemacetan. Apalagi, kata Basuki, di Jakarta cukup banyak warga yang memiliki mobil lebih dari satu.
Ia yakin warga tersebut akan tetap menggunakan kendaraan pribadinya secara bergantian saat penerapan ganjil-genap diberlakukan.
Mengenai itu, Djarot mengatakan, pihaknya akan mencoba terlebih dahulu. Setelah itu, baru bisa disimpulkan efektivitasnya.
"Kita coba dulu dong," ujar Djarot.
Sistem ganjil genap merupakan sistem pengganti 3 in 1. Sistem ini merupakan sistem transisi sampai Electronic Road Pricing (ERP) siap untuk diterapkan.
Secara teknis, pembatasan kendaraan dengan sistem pelat ganjil-genap akan dilakukan dengan hanya membolehkan kendaraan dengan pelat genap melintas pada tanggal genap.
Sebaliknya, kendaraan dengan pelat ganjil hanya diperbolehkan melintas pada tanggal ganjil. Kebijakan ini akan diberlakukan di Jalan Medan Merdeka Barat, MH Thamrin, Sudirman, dan sebagian Jalan Gatot Subroto pada pukul 07.00-10.00 dan 16.00-20.00.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.