Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Uno Kaji Kebijakan Pelarangan Motor di Jalan Protokol

Kompas.com - 07/08/2016, 19:36 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta yang akan diusung Partai Gerindra pada Pilkada DKI 2017, Sandiaga Uno, mengaku mendapatkan masukan terkait pelarangan motor melintasi jalan protokol di ibu kota.

Hal itu disampaikan Sandiaga saat menghadiri acara halalbihalal pengemudi Go-Jek di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan, Minggu (7/8/2016).

Kepada para pengemudi Go-Jek, Sandiaga menyebut tengah mengkaji kebijakan tersebut. Dia meminta para pengemudi untuk mendukung hasil terbaik kajian yang dilakukannya.

"Ada beberapa masukan juga tentang dibukanya Thamrin ya. Nah, ini kita lagi kaji karena keputusan itu diambil tentunya ada background-nya, ada alasannya. Tapi kalau misalnya setelah dikaji terbaiknya seperti apa, mudah-mudahan didukung oleh semua pengemudi Go-Jek ya. Setuju ya?" ujar Sandiaga di hadapan para pengemudi Go-Jek.

Para pengemudi Go-Jek pun serempak menjawab, "setujuuu."

Baca juga: Nantinya, Sepeda Motor Dilarang Melintas di Semua Jalan Protokol

Seusai menghadiri acara halalbihalal tersebut, Sandiaga mengatakan, pelarangan sepeda motor melintasi jalan protokol memang memberi dampak positif, yakni jalanan menjadi lebih tertib. Namun, dia menilai, kebijakan tersebut masih mengesampingkan aspek keadilan bagi para pengguna sepeda motor.

"Tentunya dari segi ketertibannya mungkin bisa lebih tertib, tapi dari segi akses dan keadilannya belum terjangkau," kata dia.

Menurut dia, kebijakan pelarangan sepeda motor melintas di jalan protokol harus dikaji kembali agar semua golongan masyarakat bisa merasa nyaman.

"Kita mesti cari solusi yang juga bukan hanya memberikan kenyamanan bagi kelas menengah atas, tetapi juga kelas menengah bawah," ucap Sandiaga.

Selama ini, para pengemudi ojek online merasa tidak bisa memiliki akses yang bebas untuk melintasi seluruh ruas jalan di Jakarta.

"Mereka bilang enggak ada akses buat para pengemudi Go-Jek yang mereka mengedepankan unsur keadilan dan kesetaraan bagi mereka. Jadi, ini perlu kita perlu kaji dengan perlu keputusan yang betul-betul hati-hati," tuturnya.

Sebagai informasi, kawasan larangan sepeda motor melintasi jalan protokol diterapkan di Jalan Medan Merdeka Barat dan MH Thamrin, tepatnya dari perempatan Harmoni hingga Bundaran HI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com