Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Ahok Benar, Jakarta Tidak Ada Bandingannya

Kompas.com - 22/08/2016, 07:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Mencoba membandingkan

Membandingkan Jakarta dengan Surabaya memang tidak sepadan. Dengan logika Ahok, tidak satu pun provinsi di Indonesia sebanding dengan Jakarta yang kini dipimpin dan hendak dipimpinnya kembali. 

Status Jakarta sebagai Ibukota Negara yang dinyatakan dalam nama "Daerah Khusus Ibukota" (DKI) tidak ada duanya. Kepadatan penduduk berikut keragaman warga serta kompleksitas persoalannya tidak ada bandingannya.

Terkait aktivitas ekonomi dan besarannya, Jakarta juga juara. Begitu juga aktivitas politik tentunya. Belum masalah-masalah sosial dan lingkungan seperti banjir yang kerap datang tak terduga penyebabnya. Jakarta tidak ada bandingannya.

Dengan posisi khas seperti ini, kepala daerah dari mana pun akan terlihat "kecil" dan tidak sepadan disandingkan dengan pemimpin Jakarta. Karenanya, membandingkan Jakarta dengan daerah mana pun akan mendapati nasib seperti Surabaya yang merupakan kota kedua terbesar di Indonesia.

Situasi seperti ini yang mungkin membuat sejumlah kepala daerah atau pemimpin lain ciut atau mengukur diri sebelum bertarung di Pilkada Jakarta. Situasi ini terlihat membebani ditambah petahana yang terlihat begitu kuat dan banyak serta berisik pendukungnya.

Namun, Pilkada Jakarta 2012 menjelaskan kepada kita bahwa kemustahilan itu bisa ditaklukkan. Jokowi yang sukses sebagai Wali Kota Solo bersama Ahok mampu menunjukkan bahwa mereka tidak "kecil" sehingga petahana yang "besar" bisa tumbang meskipun harus lewat dua putaran.

Petahana di Pilkada Jakarta 2012 tumbang karena pemilih diyakinkan akan adanya gaya kepemimpinan yang berbeda. Perbedaan gaya kepemimpinan itu membuat para pemilih berani bertaruh karena adanya harapan perbaikan.

Petahana yang formal dan elitis dilawan Jokowi-Ahok yang nonformal dan populis. Penggunaan kemeja kotak-kotak lengan panjang tergulung dan blusukan ke kampung-kampung adalah terjemahan perbedaan ini.

Melihat pengalaman politik ini, Risma yang sukses di Surabaya sejatinya memiliki semua potensi untuk menguji bahwa kemustahilan melawan petahana di Jakarta bisa dilakukan. Hasil survei sejumlah lembaga memotret potensi Risma ini.

Kadar "berisik"

Meskipun sama-sama nonformal dan populis, kepemimpinan Ahok dan Risma berbeda baik dari penampilan, gaya, dan karakternya.

Di luar soal suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang kita sepakat tidak digunakan sebagai materi kampanye, menurut saya, pembeda Ahok dan Risma yang sama-sama sukses di daerah yang dipimpinnya adalah kadar "berisiknya".

Jika Ahok sudah kita ketahui bagaimana ceplas-ceplos dan suara lantangnya melalui media selama bekerja, Risma cenderung hening dalam kerja-kerjanya. Sejumlah orang yang saya jumpai di Surabaya menyebut keheningan ini.

Keheningan itu saya rasakan saat tanpa sengaja berada dalam satu penerbangan dari Jakarta menuju Surabaya, Jumat (19/8/2016) pagi. Di penerbangan GA 302, saya duduk di barisan belakang di kursi 37H dan Risma persis di depan saya di kursi 36H.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com