JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa anggota DPRD DKI Jakarta yang berasal dari Komisi A mengunjungi lokasi penggusuran Rawajati, Jakarta Selatan, Senin (5/9/2016) siang ini.
Anggota DPRD DKI yang hadir dalam tinjauan tersebut antara lain Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Riano P Ahmad, Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif, serta anggota Komisi A Ahmad Yani dan Gani Suwondo.
Mereka baru tiba sekitar pukul 15.15 WIB. Padahal, kunjungan mereka dijadwalkan sekitar pukul 12.00 WIB.
Setiba di lokasi, mereka disambut oleh Kepala Satpol PP Jakarta Selatan Ujang Hermawan. Ujang mengatakan, warga berangsur bersedia direlokasi ke Rusunawa Marunda dan ada pula yang pulang ke kampung halaman mereka di Semarang, Jawa Tengah.
"Kemudian ada Bu Wulan, KTP DKI, yang minta rusun ke Jatinegara Barat, tetapi enggak jadi," kata Ujang kepada Riano di lokasi.
Wulan yang mendengar itu langsung menjawab dengan nada tinggi. "Bukannya enggak jadi, Pak. Kalau saya pindah ke Jatinegara, warga yang lain bagaimana? Kami mesti kompak, Pak. Saya enggak bisa minggat sendirian," kata Wulan kepada Riano.
Kemudian, Syarif bertanya kepada Ujang, siapa penanggung jawab penertiban Rawajati. Ujang sempat menjawab Sekretaris Kota Jakarta Selatan. Namun, tampaknya Syarif tak puas dengan jawaban Ujang. Ia kembali bertanya pihak mana yang bertanggung jawab atas penertiban di lapangan.
"Saya, Pak," jawab Ujang terbata-bata. Warga Rawajati yang masih bertahan di sisi Kalibata City pun mengerubungi anggota Dewan.
Mereka mengadukan perlakuan satpol PP, mulai dari pembongkaran tenda hingga tindak kekerasan yang diduga datang dari satpol PP saat penertiban pada Kamis (1/9/2016) lalu.
Pimpinan Komisi A DPRD DKI Jakarta kembali naik pitam ketika bertemu seorang pria yang tangan dan kakinya diperban. Pria tersebut mengaku mendapat kekerasan dari personel satpol PP saat penertiban terjadi.
"Jangan sampai ada korban, Pak. Harus persuasif," kata Riano kepada Ujang. (Baca: Anak Panti Asuhan di Rawajati Bukan Hanya Menangis Saat Digusur)
"Saya pasang badan biar saya yang kena saja enggak apa-apa, tetapi kan nyatanya enggak bisa. Ini (penertiban Rawajati) kebijakan yang enggak bisa ditawar, tetapi begitu di lapangan begini kan jadi emosi saya," kata Syarif dengan nada tinggi.
Selain itu, Syarif juga mengkritik satpol PP yang telah membongkar tenda warga. Seharusnya, lanjut dia, personel satpol PP tetap membersihkan puing bekas penertiban tanpa mengganggu warga.
"Iya Pak Bapak enak tidur di rumah. Kami kepanasan kehujanan di sini," teriak salah seorang perempuan. Adapun kunjungan anggota DPRD DKI berlangsung selama sekitar 60 menit.