Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Apik PDI-Perjuangan...

Kompas.com - 14/09/2016, 10:52 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan belum juga mengumumkan nama yang akan mereka usung dalam Pilkada DKI 2017. Padahal, pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta terhitung tinggal satu minggu lagi.

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai ini sebagai strategi hebat yang sedang dimainkan oleh PDI-P. Akibat sikap PDI-P yang lama dalam mengumumkan siapa yang akan diusung, semua partai politik menjadi sulit membaca sikap PDI-P.

"Ini strategi yang apik dari PDI-P. Lawan menjadi tidak bisa membaca dan mulai melakukan drama-drama," ujar Hendri kepada Kompas.com, Rabu (14/9/2016).

Drama-drama yang dimaksud seperti perpecahan di internal Koalisi Kekeluargaan. Sejak awal, Koalisi Kekekuargaan menunggu sikap PDI-P untuk membuat keputusan akhir calon mereka.

PDI-P termasuk partai yang tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan. Namun, hanya pada pengurus di tingkat DPD PDI-P DKI Jakarta saja.

Tidak kunjung ada keputusan dari PDI-P, lama-lama semua partai mulai mengambil langkah sendiri. Partai Gerindra dan PKS berpotensi akan bersekutu dengan mengusung Sandiaga Uno dan Mardani Ali. PKB, Partai Demokrat, dan PPP disebut-sebut akan muncul dengan poros baru.

Hendri mengatakan, sikap PDI-P juga semakin sulit ditebak semenjak banyaknya perbedaan pendapat di internalnya.

"Bahkan PDI-P ada berbagai kubu yang menyuarakan hal berbeda. Ada yang ingin Ahok-Djarot, ada yang ingin mengusung Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) atau ada yang ingin calon lain," ujar Hendri.

Hendri yakin keputusan PDI-P yang dibuat sangat lama ini tidak akan berdampak buruk pada strategi pemenangan ke depan. Hendri mengatakan, kader PDI-P termasuk kader yang loyal. Meski keputusan dibuat injury time, mesin partai akan langsung bergerak untuk memenangkan.

Menurut Hendri, PDI-P mengetahui kenyataan itu. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun menyadari kuatnya mesin partai PDI-P itu. Sehingga, tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu pengumuman PDI-P.

"Ini memang salah satu metode yang dilakukan PDI-P sejak lama. PDI-P itu kadernya paling loyal. Siapapun yang diusung pasti berpengaruh. PDI-P tahu itu dan Ahok juga tahu, makanya dia juga nunggu, sampai sekarang enggak umumkan siapa wakilnya," ujar Hendri.

Kompas TV Soal Pilgub, Djarot: PDIP Beri yang Terbaik bagi Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Seperator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Seperator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com