JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga kini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) belum memutuskan sikapnya untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
PDI-P merupakan satu-satunya partai politik yang dapat mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta sendiri.
Sesuai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota pada Pasal 40 ayat (1), untuk mengusung calon kepala daerah, diperlukan minimal 20 persen kursi.
Dari 106 kursi DPRD DKI Jakarta, minimal 22 kursi untuk mengusung calon kepala daerah. Sementara itu, PDI-P memiliki 28 kursi di DPRD DKI Jakarta.
Tak sedikit partai politik lain yang menunggu keputusan PDI-P. Beredar kabar, PDI-P akan mengumumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung jelang pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI selesai.
"Jadi, memang belum diambil keputusan. DPP masih memberikan masukan-masukan kepada Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri)," kata Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Sabtu (10/9/2016) malam.
Hanya saja, ia memastikan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung PDI-P adalah yang terbaik. Selain itu, pasangan yang akan diusung PDI-P akan menjadikan Jakarta sebagai ibu kota yang membumi.
Selain itu, partai politik juga mempersiapkan kerja sama dengan berbagai organisasi dan lembaga. Seperti salah satu contohnya Badan Narkotika Nasional (BNN), dalam rangka memerangi narkoba.
Kemudian, PDI-P juga bekerja sama dengan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama untuk menampilkan wajah politik yang berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemudian, apakah PDI-P kembali akan mengusung petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok? Beredar kabar, PDI-P kembali mengusung pasangan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kalau dari Pak Ahok, kami menunggu. Masukan-masukan sudah disampaikan dan dalam momentum yang tepat. Ibu Ketua Umum akan mengambil keputusan," kata Hasto.
Tarik ulur serta misterinya keputusan PDI-P ini membuat banyak pihak lain berspekulasi. Salah satu contohnya politisi Partai Golkar Yorrys Raweyai yang menyebut PDI-P akan mengumumkan deklarasi pasangan Ahok-Djarot pada Kamis (8/9/2016) atau Jumat (9/9/2016).
Namun, kenyataannya PDI-P belum juga mengumumkan sikap mereka.
"Politik ini akan ada muaranya ke sana sehingga tunggu saja tanggal mainnya," kata Hasto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.