Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu SARA pada Pilkada Dianggap Tenggelamkan Hal yang Lebih Penting

Kompas.com - 15/09/2016, 14:27 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Isu mengenai suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dianggap kerap dimunculkan jelang pemilihan kepala daerah untuk menenggelamkan masalah publik yang lebih penting. Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, menilai isu SARA kerap diembuskan oleh elite politik untuk membuat publik lupa terhadap isu-isu utama terkait program yang akan dilaksanakan bakal calon kepala daerah.

"Orang disibukkan debat apakah agama tertentu boleh memimpin. Lupa kritisi orang yang akan jadi calon apakah punya program cukup dan memadai dalam membangun daerah," kata Ray, dalam diskusi bertema "Pilkada sehat dan cerdas tanpa SARA", di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).

Salah satu contohnya, kata Ray, partai politik yang tidak pernah fokus pada kritik mengenai reklamasi Teluk Jakarta. Menurut Ray, hal ini merupakan wujud keengganan partai politik untuk mempertanggungjawabkan eksekusi-eksekusi di masa mendatang.

"Publik kita enggak termakan oleh isu SARA. Tapi terus diproduksi karena pemimpin tidak mau diminta pertanggunjawaban," ujarnya.

Sementara itu, koordinator nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz, menuturkan, dalam konteks pemilihan kepala daerah, isu SARA biasanya dihangatkan kembali oleh lawan petahana.

Padahal, dalam kontestasi pilkada, visi misi serta gagasan untuk mengelola Jakarta ke depan jauh lebih penting dari latar belakang calon itu sendiri. Isu SARA akhirnya dimanfaatkan untuk keuntungan kompetisi ketika lawan tanding dianggap sulit sekali dikalahkan dengan gagasan, program, dan integritas.

"Kita bisa sebut beberapa yang akan calonkan diri di pilkada, itu minim pengalaman sebagai kepala daerah, birokrat itu tidak ada. Kita sempat dengar ada Ridwan Kamil, Yoyok, Risma, tapi diskusi kepada mereka bertiga apakah maju atau tidak," ujar Masykur.

Kompas TV DPR RI: Jangan-jangan Ahok Kampanye Lewat MK? - Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com