JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengatakan bahwa ia enggan menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), untuk mengalahkan lawan politiknya pada Pilkada DKI 2017.
Dalam acara "Rosi" yang ditayangkan Kompas TV, Jumat (9/9/2016) malam, Sandiaga menegaskan bahwa ia tidak pernah dan tidak akan menggunakan isu itu untuk bertanding memperebutkan kursi "DKI 1".
(Baca juga: Cerita Sandiaga soal Para Mitra Bisnisnya yang Ibaratkan Ahok sebagai Superman)
Sandiaga menilai isu itu merupakan isu usang. Ia pun yakin warga Jakarta tak akan terpengaruh isu SARA.
Sandiaga juga mengaku sempat mempertanyakan ketika Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyampaikan bahwa partai pengusungnya, Partai Gerindra, menggunakan isu SARA untuk menjatuhkan Ahok.
"Itu bukan isu utama, itu isu usang, makanya saya bingung Pak Basuki bilang 'Itu partai Anda (pakai isu SARA)'. Buat saya masalah itu sudah selesai," ujar dia.
Sandiaga menilai, saat ini warga Jakarta lebih mementingkan isu ekonomi, termasuk mengenai bahan pokok yang terjangkau serta lapangan pekerjaan yang luas.
Sandiaga juga menceritakan pengalamannya ketika mengenyam pendidikan di bangku sekolah.
(Baca juga: Sandiaga Bisa Mengerti jika PKB Tarik Dukungannya)
Sandiaga mengatakan bahwa ia bersekolah di sekolah yang siswanya memiliki latar belakang yang beragam.
Selain itu, saat menjadi pebisnis, Sandiaga memiliki mitra bisnis dari berbagai kalangan.
"Buat Jakarta itu isu yang paling penting adalah isu ekonomi, membuat anak-anak mereka bisa sekolah, mendapat lapangan pekerjaan. Itu masalah yang ada di Jakarta" kata Sandiaga.