Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Kenapa Yusril Tetap Penting di Pilkada DKI Jakarta?

Kompas.com - 04/10/2016, 06:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

Saat terjadi konflik antara warga dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta terkait kawasan Luar Batang, Yusril juga tampil di depan.

Kesan pengacara yang hitung-hitungan dan mematok tarif mahal tidak ditemukan.

Yusril merasa iba lantaran didatangi warga Luar Batang yang membutuhkan bantuan hukum. Yusril mengaku tetap akan membela warga yang datang meskipun tidak ada pilkada. Kemuliaan etika profesi sebagai pengacara dinyatakan. 

Pada posisi ini, popularitas Yusril sebagai penantang Ahok meningkat. Peningkatan ini dibarengi dengan tingginya elektabilitas Yusril dibandingkan dengan para penantang Ahok seperti Sandiaga Uno berdasarkan survei yang dilakukan Charta Politika. 

(Baca: Ini Hasil Survei "Head to Head" Ahok dengan Yusril)

Mengetahui apa yang dilakukannya berdaya guna, upaya gigih Yusril untuk melucuti elektabilitas petahana tidak surut. Perlawanan dilakukan di semua arena yang memungkinkan.

Awal Agustus 2016, saat Ahok mengajukan uji materi (judicial review) perihal cuti kampanye di Pasal 70 ayat 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK), Yusril mengajukan diri sebagai pihak terkait.

Seperti Ahok yang potensial menjadi cagub, Yusril mengajukan diri sebagai pihak terkait lantaran potensial juga menjadi cagub. Harapannya masih menyala-nyala berdasar pada komunikasi politiknya dengan para petinggi partai politik yang memberi janji.

Namun, setelah dipotong di tikungan saat dini hari, Yusril mundur sebagai pihak terkait di MK.

Karena tidak menjadi cagub, Yusril sadar tidak lagi memiliki legal standing untuk maju sebagai pihak terkait atas uji materi yang diajukan Ahok.

Agar tidak kecewa

Yusril pasti kecewa dengan keputusan para petinggi partai politik yang semula menumbuhkan harapan di dadanya. Ungkapan kekecewaan itu mengemuka setelah pengumuman di Cikeas dan tidak ada disebut namanya.

Jangan mudah memercayai orang. Pelajaran ini digenggam erat-erat oleh Yusril sebagai ganti harapan yang menguap dan memunculkan kecewa saat melihat realita. 

Tanpa Yusril, Jakarta kini memiliki tiga pasang calon yaitu Ahok-Djarot, Agus-Sylvi, dan Anies-Sandi. Pasangan terakhir dicalonkan Partai Gerindra dan PKS. Mirip Agus, Anies muncul tiba-tiba di tikungan juga.

Meskipun tanpa Yusril, pelajaran yang dipetiknya setelah delapan bulan gigih berupaya bisa jadi landasan juga untuk warga Jakarta pemilik hak suara.

Jangan mudah memercayai orang juga para kandidat yang hendak memperebutkan Jakarta dengan buaian kata-kata semata. Cek kata-kata atau janji-janji mereka dalam realita agar kelak tidak terlalu kecewa.

Pengalaman Yusril adalah pelajaran amat berharga, juga buat warga Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com