JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menunjukkan penurunan. Direktur Eksekutif Lembaga Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun, menjelaskan, elektabilitas Ahok pada September 2016 pada angka 34,2 persen.
"Pada Desember 2015, elektabilitas Ahok 50,0 persen. Kemudian pada Februari 2016, elektabilitas turun menjadi 46,0 persen, turun kembali menjadi 38,9 persen pada April 2016 dan menjadi 34,2 persen pada September," kata Rico, di Bumbu Desa Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2016).
Dia mengungkapkan, penurunan elektabilitas Ahok disebabkan karena dia memilih tidak maju melalui jalur perseorangan pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Dari 100 persen pemilih Ahok, 71,2 persen di antaranya menginginkan Ahok maju melalui jalur perseorangan. Kemudian 23,1 persen responden mendukung Ahok maju melalui jalur partai politik.
"Karakteristik pemilih Ahok ingin agar Ahok terbebas parpol. Ini lampu kuning bagi tim sukses Ahok, karena elektabilitasnya tergerus terus," kata Rico. (Baca: Setya Novanto Gembira Ahok Tinggalkan Jalur Perseorangan)
Ada sebanyak 500 responden sampel yang mengikuti survei ini, dengan margin of error sebesar kurang lebih 4,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan pada 26 September-1 Oktober 2016.
Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kotamadya dan jender. (Baca: Ahok Pilih Jalur Parpol pada Pilkada DKI Jakarta 2017)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.