Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satwa Langka Diselundupkan ke Luar Negeri Pakai Tas Sekolah

Kompas.com - 17/10/2016, 13:53 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Petugas Badan Karantina Pertanian mengungkap modus baru penyelundupan satwa langka melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, ke luar negeri dengan menggunakan jasa kiriman pos.

Untuk mengelabui petugas, penyelundup memasukkan satwa langka ke dalam tas sekolah, mainan anak-anak, loudspeaker, hingga koper.

"Berdasarkan data sejak Juli sampai Oktober 2016, ditemukan 58 ekor ular, dua ekor kura-kura, dan seekor biawak dengan tujuan China, Australia, Filipina, dan Malaysia. Di antaranya ada jenis ular berbisa yang dapat membahayakan penerbangan bila dikirim seadanya dengan modus pakai tas sekolah begitu," kata Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini, melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (17/10/2016).

Banun menjelaskan, modus itu ditempuh para penyelundup akibat semakin ketatnya pengawasan petugas di pintu masuk maupun keluar bandara.

Setelah satwa langka yang diamankan selesai diidentifikasi, Banun memastikan sebagian besar dari satwa itu merupakan satwa yang dilindungi dan termasuk dalam Appendix II CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau terancam punah.

Selain menemukan satwa langka, petugas Badan Karantina Pertanian juga mengamankan 1,7 kilogram benih sayuran asal Incheon, Korea Selatan; 3,7 kilogram benih padi dari China; dan 25 batang bibit kurma asal Dubai.

Belajar dari peristiwa itu, Banun memastikan pihaknya akan semakin memperketat pengawasan serta menjalin koordinasi dengan sejumlah instansi yang terkait dalam hal pengiriman dan penerimaan satwa.

Selain itu, Badan Karantina Pertanian juga telah membentuk Tim Pengawasan Anti Pungli dalam rangka menekan praktik pungli oleh oknum, sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

"Bagi masyarakat yang masih merasa kesulitan saat mengurus di kami, dapat menyampaikan keluhan melalui nomor call center kami di 081212000336," tutur Banun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Megapolitan
Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Megapolitan
Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Megapolitan
Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Megapolitan
Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat 'Video Call' Keluarga Jadi Pertanyaan

Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat "Video Call" Keluarga Jadi Pertanyaan

Megapolitan
Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com