Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Keluhkan KIP yang Tidak Bisa Masuk Jakarta karena Ditolak Ahok

Kompas.com - 29/10/2016, 20:51 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyalahkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang menolak menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) masuk ke Jakarta. Akibatnya, menurut Anies, warga DKI hanya menerima bantuan dana pendidikan dari Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Padahal, Anies menilai jika warga DKI bisa mendapatkan KIP sekaligus KJP, bisa membantu warga untuk dana pendidikan anak. Sebab, Anies menilai, dana KJP yang diberikan untuk warga masih kurang dari yang ditentukan sekarang.

Hal itu disampaikan Anies saat mengunjungi warga Jalan Penganten Ali, RT 11 RW 06, Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (29/10/2016) malam. Dalam kunjungan tersebut, Anies berkeliling menyerap aspirasi warga, salah satunya mengenai Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Mulanya, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu bertanya apa kekurangan KJP saat ini. Salah seorang ibu menyeletuk dana KJP tidak bisa dicairkan. Warga mengeluhkan mengenai hal tersebut.

"Dia enggak bisa ambil tunai, Pak," kata Ibu yang mengaku bernama Ita (45), warga RT 11 RW 06, Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (29/10/2016) malam.

Ita menyayangkan kebijakan dana KJP yang tidak bisa dicairkan karena aturan. Karenanya, dana KJP hanya bisa dibelanjakan untuk barang kebutuhan sekolah. Namun, warga bingung bila kebutuhan sekolah semua sudah dimiliki, bagaimana mereka bisa memakai dana KJP yang masih tersisa.

"Otomatis enggak bisa diambil," ujar Ita.

Anies nampak tidak menjawab keluhan ibu tersebut, apakah nantinya ia akan membuat kebijakan dana KJP bisa dicairkan sesuai keinginan warga tadi atau tidak. Namun, dirinya menanyakan topik berbeda mengenai besarnya dana KJP yang bisa dicairkan.

Ibu tersebut mengatakan, untuk anaknya yang masih duduk bangku SMP, setiap bulan dirinya mendapatkan Rp 150.000. Anies heran, karena menurutnya nilai tersebut kecil.

"Harusnya lebih gede dong, KJP itu gede lho angkanya (anggarannya)," ujar Anies.

Anies lalu menyalahkan Ahok karena saat dirinya masih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, ia pernah meminta Ahok untuk menerima KIP di Jakarta.

"Sayang sekali, waktu saya jadi menteri, KIP itu bisa di seluruh Indonesia, kecuali Jakarta. Kenapa, karena gubernurnya menolak. Kita mau bantu, enggak boleh," ujar Anies. (Baca: Ini Kata Anies Baswedan soal Beda Kartu Indonesia Pintar dan Beasiswa Siswa Miskin)

Anies lalu menjelaskan ke ibu tadi, padahal jika KIP bisa masuk Jakarta, anak ibu tersebut yang masih SMP bisa mendapat Rp 750.000 per tahun. Rinciannya, lanjut Anies, Rp 450.000 untuk SD per tahun, Rp 750.000 untuk SMP per tahun, Rp 1.000.000 untuk SMA per tahun.

Kompas TV Sandiaga: Nomor Urut 3, Maknanya Sungguh Mendalam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com