JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Forum Silahturahmi Alumni
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lintas Generasi, Adhel Setiawan, berharap pemeriksaan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) oleh Bareskrim Mabes Polri terkait kasus dugaan penistaan agama dilakukan tanpa intervensi pihak manapun.
Adhel justru meminta polisi mengusut pelaku yang diduga memprovokasi dengan cara menyebarkan video pidato Ahok saat menemui warga di Kepulauan Seribu.
"Menolak segala macam tekanan dan intervensi dari pihak manapun," kata Adhel, melalui pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (6/11/2016) sore.
(Baca: Polri Pastikan Gelar Perkara Ahok Dilakukan Terbuka)
Adhel menuturkan, pemeriksaan Ahok harus diapresiasi sebagai bentuk keseriusan polisi dalam menindaklanjuti laporan masyarakat. Adapun pemeriksaan Ahok oleh Bareskrim Mabes Polri rencananya akan dilakukan Senin (7/11/2016).
Namun, kata Adhel, pemeriksaan terhadap Ahok harus dihentikan apabila tidak memenuhi unsur penistaan agama.
"Melaksanakan proses penyidikan dengan mengedepankan asas-asas hukum pidana, seperti melihat apakah ada niat jahat dari Ahok yang ingin menistakan agama," ujar Adhel.
(Baca: Massa FPI Redam Emosi Massa HMI yang Ricuh dengan Polisi di Depan Istana)
Sikap Forum Silahturahmi Alumni HMI Lintas Generasi ini berbeda dengan sikap Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang turut dalam demo 4 November. Demonstrasi tersebut dilakukan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) yang meminta Ahok diproses hukum karena diduga menistakan agama.
Saat demo berlangsung di depan Istana Merdeka, ada sekelompok massa yang membawa bendera HMI terlibat saling dorong dengan polisi.
Aksi saling dorong itu coba dicegah massa Front Pembela Islam (FPI) dan ormas Islam lainnya yang membantu polisi untuk tetap menenangkan massa HMI.
Massa FPI membuat blokade hidup membentengi polisi.
"Sudah, HMI jangan rusuh. Tenang," teriak massa FPI di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11/2016).
Situasi itu tidak berlangsung lama. Massa HMI kemudian menarik mundur dan menenangkan diri.
Tak lama, kericuhan kembali terjadi. Polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan massa yang membawa bendera HMI.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.