Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Perkampungan Industri Kecil di Pulogadung

Kompas.com - 10/11/2016, 16:12 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Ari yang punya usaha produksi tas sejak 2009 bisa bertahan dengan mengandalkan pesanan. Sebulan ia memproduksi 200-300 tas dan 1.000 goody bag. Namun lokasi pemasaran produk tasnya masih sempit karena dirinya hanya mengandalkan pesanan dari instansi pemerintan dan swasta.

Soek (34), karyawan jaket menyatakan, kondisi usaha di PIK cenderung stabil.

"Jayanya dulu saja, 10 tahun lalu. Kalau sekarang cenderung stabil, bersaing dengan produk China. Produk yang dijual tidak menentu, meski rata-rata ia memproduksi 300 jaket perbulan. Meski penjualan stabil, tapi agak susah pemasarannya. Karena kami hanya mengandalkan pesanan," kata Soek.

Dibantu Pemerintah

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (UMKMP) Provinsi DKI Jakarta, Irwandi mengakui, tantangan zaman menuntut pengusaha industri di PIK  bersaing. Sebagai pengelola PIK, pihaknya punya strategi untuk menjaga pengusaha industri kecil di sana tetap bertahan.

"Menghadapinya dengan penguatan SDM bagaimana supaya bersaing produknya. Terus kami  bantu akses pemasaran, bantu promosikan, dan bantuan permodalan," kata Irwandi.

Ia mengatakan, di bidang pemasaran atau promosi pihaknya membantu dengan mengikutsertakan produk PIK di pameran, seminar, dan kerja sama dengan perusahaan toko online. Untuk akses modal, pihaknya bekerja sama dengan bank yang menawarkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Kemarin 100 UKM juga dilatih bersama OJK mengenai keuangan. Kami juga ada pusat diklat, keterampilan packaging, dan lainnya," ujar Irwandi.

Fasilitas jalan untuk berkeliling melihat berbagai industri di PIK juga sudah memadai. Transportasi umum seperti Transjakarta sudah masuk ke kawasan itu agar memudahkan pengunjung. Irwandi berharap KIP Pulogadung bisa terus berkembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com