JAKARTA, KOMPAS.com - Ada pemandangan menarik saat calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berkampanye di Ciracas, Jakarta Timur.
Ada warga yang senang dengan kehadirannya. Namun tak sedikit pula warga yang menolak kehadirannya.
Saat Ahok tiba di Gang Mandiri, Ciracas, Jakarta Timur, warga setempat terlihat sudah banyak yang berdiri di depan rumah mereka masing-masing. Ada juga warga yang berkumpul dengan warga lainnya sambil memegang telepon genggam mereka.
Ahok mulai menyusuri gang dan menyapa warga. Ia sempat tak mengikuti instruksi polisi untuk tetap berjalan lurus menuju sebuah lapangan. Ia justru berbelok ke gang kecil yang berada di sisi kanan dan kiri.
Akibatnya, polisi dan ajudan yang sudah berjalan di depan Ahok langsung menghentikan langkah dan kembali mendekati mantan Bupati Belitung Timur itu. Saat menyapa warga, Ahok sempat dipeluk oleh seorang ibu.
Selain itu, ia juga sempat menggendong anak kecil yang tengah digendong oleh sang ibu. Setelah itu, Ahok kembali berjalan tanpa mengikuti arahan polisi dan tim sukses. Ia kemudian menghampiri sebuah rumah yang dipenuhi warga setempat.
Ahok mengingatkan warga untuk memvaksin anak-anaknya. Selain itu, ia juga sempat menanyakan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan sertifikat kepemilikan lahan.
"Ibu-ibu jangan lupa ya anaknya divaksin. Kalau enggak, nanti enggak bisa masuk sekolah," kata Ahok kepada warga yang kebanyakan ibu-ibu tersebut, Selasa (15/11/2016).
Penolakan kedatangan Ahok
Sementara itu di sebuah lapangan yang terletak di ujung Gang Mandiri, terlihat sekelompok warga yang menolak kehadiran Ahok. Sekelompok warga tersebut terlihat menyerukan penolakan mereka terhadap kehadiran Ahok.
Mereka menolak karena kasus dugaan penistaan agama. Sambil berunjuk rasa, mereka membawa karton yang sudah dituliskan kalimat penolakan. Anggota kepolisian terlihat ketat mengawal aksi mereka.
Setelah sekitar 20 menit menyusuri gang, Ahok tiba di lapangan tersebut. Juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot, Ruhut Sitompul, terlihat membawa pengeras suara. Melalui pengeras suara, ia mempromosikan Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Mendengar keramaian tersebut, pendemo yang awalnya berkumpul langsung berlari mencoba mendekat ke arah Ahok dan rombongan.
Jarak antara Ahok dengan pendemo sekitar 200 meter. Mereka berlari mendekati Ahok dan rombongan. Jaraknya semakin dekat, sekitar 50 meter. Hanya saja, polisi menghadang mereka untuk mendekati Ahok.
Kapolsek Ciracas Kompol Tuti Aini yang memimpin kepolisian terlihat mendekati pendemo. Ia meminta pendemo untuk mengucap kalimat Istighfar. Sementara pendemo masih berteriak menolak kedatangan Ahok.
"Istighfar.. Istighfar ya. Bapak-bapak kenal saya kan? Yuk sudah yuk. Tenang," kata Tuti menenangkan pendemo.
Pendemo merasa geram karena ada upaya provokasi yang dilakukan oleh relawan berbaju kotak-kotak pendukung Ahok. "Kami pergi dari sini, kalau dia juga pergi, Bu," kata pendemo kepada Tuti.
Tuti dan anak-anak buahnya mencoba menenangkan pendemo dengan cara persuasif. Sementara itu, Ahok terlihat masih meladeni permintaan warga untuk berfoto bersama.
Warga terlihat memenuhi sebuah bangunan yang belum terpakai untuk berfoto bersama Ahok. Hujan deras pun mengguyur wilayah itu.
Pendemo tetap menyerukan penolakan mereka di bawah guyuran hujan deras. Begitu pula dengan polisi yang mengamankan aksi mereka. Setelah sekitar 30 menit melayani warga berfoto, Ahok dan rombongan meninggalkan lokasi.
Relawan dan warga terlihat hujan-hujanan mengikuti Ahok. Pendemo kembali berlari mengejar Ahok. Namun lagi-lagi, polisi berhasil mengamankan aksi mereka.
Barisan polisi membatasi mobil yang digunakan Ahok dengan para pendemo. Ahok meninggalkan lokasi tanpa berkomunikasi dengan para pendemo.
Setelah Ahok pulang
Keramaian belum usai setelah Ahok meninggalkan lokasi. Ada dua kelompok warga yang saling provokasi. Sekelompok relawan pendukung Ahok dan menggunakan atribut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) terlihat menyanyikan lagu "Garuda Pancasila". Tak hanya itu, relawan juga menyanyikan yel-yel untuk menghalau demo. "Siapa kita... Siapa kita.. PAC Jakarta Timur," begitu yel-yel relawan.
Keramaian dari relawan itu membuat pendemo geram. Pendemo, saat itu masih menyuarakan penolakan di hadapan polisi.
"Tuh Pak suruh diem," teriak pendemo kepada polisi.
Tuti yang berada di hadapan pendemo langsung menginstruksikan anak buahnya mengamankan relawan. Beberapa anggota kepolisian langsung menenangkan relawan dan pendemo.
"Tenang.. Tenang.. Bapak ibu diam juga dong," kata seorang anggota kepolisian kepada relawan.
Aksi yang terjadi di Jalan Centex, Ciracas, Jakarta Timur ini berlangsung selama sekitar 30 menit.