Mulai tahun 1988, sebagian siswa SMAN 1 sering tawuran dengan siswa tetangganya, SMKN 1.
Walau sering tawuran, sampai tahun 1980-an, SMAN 1 masih menyandang predikat sebagai SMAN terbaik di Jakarta diikuti SMAN 3 dan SMAN 6.
Namun, sejak penerapan sistem rayonisasi, prestasi SMAN 1 merosot. Dengan sistem rayonisasi tersebut, SMAN 1 hanya menerima siswa yang tinggal di Kecamatan Kemayoran, Senen, dan Gambir.
Mulai berkurang
Setelah jam sekolah diperpanjang hingga pukul 14.00, kasus tawuran berkurang. "Para siswa SMAN 1 tak lagi jadi biang kerok tawuran, kecuali diserang duluan," ujar Ujang sambil tersenyum.
Kini, SMAN 1 duduk di peringkat ke-20 di antara SMAN-SMAN di Jakarta. "Kami berharap tahun depan bisa duduk di peringkat ke-10 dengan bantuan fasilitas alumni," ujarnya.
Beberapa nama alumnus SMAN 1 yang pernah "berkibar", antara lain, mantan Gubernur DKI Letnan Jenderal (Purn) Soerjadi Soedirdja, mantan Menteri Keuangan JB Sumarlin, mantan Menteri Transmigrasi Siswono Yudo Husodo, Gus Solah (KH Salahuddin Wahid), dan pengusaha Chairul Tanjung.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 November 2016, di halaman 27 dengan judul "Cagar Budaya Itu Bernama "SMA Boedoet"".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.